00 : 00

by -478 Views

derapOleh : Eli Marlina

Maknailah….
Mentari yang mengelilingi porosnya
Ia menjumlahkan dengan perlahan dua angka prima yang pertama
Yang perdetiknya dijumlahkan dengan doa dan penghibaan ke Esaan-Nya
Perharinya di jumlahkan dengan kemalasan dan kelalaian
Pertahunnya dikurangi dengan puasa dan raya
Hingga menghasilkan dua angka prima pertama yang berurutan “23”

Dentang lonceng 00 : 00 malam ini
menanarkan pandangan indah masa lampau
Saat semua menyambut  cemas penuh bahagia
Saat suara pertama ku dengar dalam seruannya
Saat berkali-kali berganti dada dan dekap hangat
Saat ciuman gemas dan mesrah mendarat di pipi
Saat  tawa dan suaraku di nantikan
Begitu juga saat ku rasakan bisik angin  pertama
Melalui desah daun dan rerumputan yang bertasbih memuji kebesarannya
Seperti itulah dunia terasa cetar membahana…

Dentang lonceg 00 : 00 malam ini
Menanarkan ku akan tugasku membunuh mangsa ijabi dengan berhijab
Membakar jin dan syaitan didunia dengan dzikir dan 5 waktunya
Dan menabung untuk membangun rumah indahku kelak

Dentang lonceng 00 : 00 malam ini
Mengalahkan perkataan hebat  Einstein bahwa “rentang waktu itu berbeda
Tergantung dalam keadaan apa kita berada”
Dengan perkataan Tuhan bahwa
“hanya akulah yang tahu umur manusia”

Dentang lonceng 00 : 00 malam ini
Mengalahkan kata hebat Sekular  barat bahwa,
Waktu adalah “dollar di dalam kantung”
Dengan perkataan  Hasan Al-Banna bahwa
“Waktu adalah pedang potong atau terpotong”

Kumpulan Puisi : Eli Marlina
Lubuklinggau, 02 Februari 2013