Melati Didasar Jurang

by -555 Views

oleh : Dersa Subarta

Terbangun suatu malam karena impian aneh
Dan sebuah suara yang tampaknya mengajaku bicara
Bagaikan sungai bawah tanah,ditempat yang jauh
Aku bangkit seraya bertanya,apa yang hendak kau berikan padaku?

Hei Tuhan…
Badai terkasihku
Aku jatuhkan sekuntum melati kedasar jurang
Yang terjal,cadas dan sangat dalam
Lalu dengan pasti kutunggu gelegar
Dzikir itu melati
Atau paling tidak gaungnya yang mengetarkan

Sementara didasar jurang
Terserak perahu-perahu Nuh beragam Matra
Juga harum bukit tursinah
Tempat tumbuh semesta dan kesahajaan bunga
Dari berjuta perempuan yang lahir diladang matahari

Tempat kesahajaan angin menjadi manusia
Tempat kejujuran air menjadi manusia
Tempat Khusuk tanah menjadi manusia
Dari darah segar menjadi manusia
Dari amarah menjadi manusia
Dari cinta ilahiyah menjadi manusia

Mengapa itu adalah takdir edial?
Maka sibukilah pikiran tentang takdir yang tak edial
Maka sibukilah pikiran tentang takdir yang tak berpihak
Maka sibukilah pikiran dengan takdir yang paling menyakitkan

Maaf Tuhan, meskipun indah
Bukankah itu yang sering menjadi bencana?
Aku sudah hadapkan wajah dengan segenap jiwa
Kuserahkan hati dan ketegaran
Agar kau tahu
Aku percaya dan juga cinta kepada-Mu

Sambil melayang-layang terbanting ke dasar jurang
itu melati mengapai-gapai
Allahu Akbar-Allahu Akbar
Beginikah rasanya dipinang cinta Ilahiyah?
Beginikah rasanya meringkuk dalam api sakinah?
Beginikah rasanya ketika haram kau izinkan menjadi halal?
Beginikah rasanya ketika sakit kau jadikan salaksa nikmat?
Beginikah rasanya ketika darah kau gumpalkan menjadi jiwa yang tenang?

Didasar jurang
Berkata pula itu melati setelah tangisnya reda
Kau pikir aku musnah tatkala dijatuhkan kedasar jurang?
Kau pikir aku takut dan sengsara sendiri di dasar jurang?

Lantas kau ambil air Wudhu
Bersiap hendak menjadi kupu-kupu
Berupah menjadi tasbih,takbir dan tahmid
Berubah menjadi pucuk dedaunan
Berubah menjadi sujud embun dikiasak syahdu tilawah
Bergetar menjadi badai yang tafakur dalam belaiannya

Sanggupkah kau pisahkan kesetiaanya Ibrahim saat sembelih anaknya?
Sanggupkah kau dengar lafadz dzikir abadi bentengi hajar aswad?
Sanggupkah kau rasakan kepedihan Ayyub pukulkan rumput ke hati istrinya?
Sanggupkah kau dengar nuranimu sendiri bicara?
Atau sanggupkah kau bungkam itu semua?

Terbagun suatu malam karena impian aneh
dan sebuah suara yang tampak mengajaku bicara
Bagaikan sungai bawah tanah,di tempat yang jauh
Aku bangkit seraya bergumam,apa yang hendak kukatakan tentangmu?

Terbanting kedasar jurang,sambil menebar pandang menembus kejauhan
itu melati terus berdzikir
Dan melanjutkan kata-katanya
Sebaiknya kita ingat sama-sama
Tentang prilaku manusia terhadap dirinya maupun sesama
Ladang hijau tujuh sapi gemuk-gemuk
Ladang parau tujuh sapi kurus-kurus
Burung bangkai berputar cocoki kepala
Mencari akal disebur kedalam sumur
Dibakar musnah,dicabik dimangsa singa
Saudara sendiri entah dimana,ada darah anyir menutupi segala

Didasar jurang ngarai terdalam
Yang kita tak pernah tauh dimana dsarnya dimana jurangnya
Adakah rindu-rindu kepada paraRosul?
Adakah sujud sebelas bintang,matahari dan rembulan
Akan menjadi sujud kita?
Atau sekedar mensucikan hati
Manusia yang makin jauh dari Dzikir
dan terkulai didasar jurang hawa nafsu.

Kumpulan Puisi : Dersa Subrata