Kabarkite.com-Banyuasin(11/3), GUBERNUR Sumateraselatan Alex Noerdin mengajak semua lapisan masyarakat, terlebih pemerintah daerah tingkat II didaerah tersebut yang berjumlah 15 kota/kabupaten agar jangan melupakan jasa-jasa para petani karena mereka adalah penyuplai pangan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Hal ini disampaikan alex Noerdin pada panen raya di Desa Jatisari Kecamatan Banyuasin II, Senin (11/3).
“Kalau tidak ada petani kita makan apa ?” ujar Gubernur Sumateraselatan ini.
Ternyata susah menjadi petani, imbuh Alex Noerdin, selain harus memikirkan bagaimana mendapatkan pupuk dan bibit, petani harus menggarap sawah dengan susah payah, harus menjaga sawahnya dari serangan hama tikus, juga disibukan dengan permodalan.
“Saya tadi mencoba untuk menjalankan handtracktor dan hampir jatuh. Walaupun menyimpan segudang permasalahan dan tubuh yang letih, masih saja bisa tersenyum dan menari menyambut saya. Itu luar biasa,” ungkap Alex Noerdin.
Kemudian, pemerintah setempat juga harus memperhatikan infrastruktur jalan, yang kerap digunakan petani untuk mengangkut hasil pertaniannya. Seandainya anggaran di pemda setempat tidak mencukupi untuk memperbaiki infrastruktur jalan, berkordinasi dengan Pemprov Sumsel untuk mencari jalan keluarnya.
“Gubernur dan bupati menuju lokasi desa ini saja susah, apalagi rakyat. Karena itu, pembangunan berbagai infrastruktur untuk memudahkan masyarakat menjalankan aktivitasnya dan mengangkutkan hasil pertanian. Seharusnya rakyat jangan meminta listrik, gedung sekolah, buku dan pembangunan jalan tapi pemerintah harus sudah langsung peka dan menyediakan itu semua bagi rakyat,” terangnya.
Alex Noerdin juga meminta kepada masyarakat agar tetap sabar karena ada program dari Pemkab Banyuasin dan dibantu oleh Pemprov Sumsel untuk membangun pembangkit listrik tenaga matahari. “Saya sudah bicara dengan bupati Banyuasin tentang tidak adanya listrik di daerah ini. Beliau menjawab bahwa telah direncanakan pembangunan pembangkit listrik tenaga matahari di setiap desa yang belum tersentuh aliran listrik dari PLN.
Sebelumnya, seorang tokoh masyarakat bernama Suyatno menerangkan, mayoritas masyarakat yang tinggal disini adalah masyarakat transmigrasi yang telah ada sejak 26 tahun yang lalu. Namun hingga sekarang, Desa Jatisari tidak pernah tersentuh oleh aliran lsitrik. Masyarakat disini menggunakan genset yang diusahakan secara gotong royong untuk mengaliri rumah-rumah penduduk. Sudah banyak pemimpin yang berjanji akan memasukan listrik, nyata hingga sekarang janji tersebut tidak pernah terwujud.
Suyatno juga mengatakan, ini merupakan hari yang baik bagi masyarakat Desa Jatisari karena dapat bertatap muka secara langsung dengan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin. Dengan adanya pertemuan ini maka masyarakat akan lebih leluasa menyampaikan berbagai keinginannya agar dapat diperhatikan dan dibantu oleh bapak Alex Noerdin.
“Dunia pertanian sawah merupakan ujung tombak kehidupan masyarakat di sini untuk menafkahi keluarganya. Masyarakat hanya sekali memanen setiap tahun, dimana biasanya masa tanam dimulai sejak bulan 10 dan bulan 3 atau 4 adalah musim panen. Selebihnya, masyarakat tidak lagi menanam padi karena telah masuk musim kemarau, dimana air Sungai Musi semakin rendah, menyebabkan air tidak bisa mengaliri sawahnya.
Masyarakat mendambakan adanya aliran listrik karena akan bermanfaat bagi masyarakat untuk menjalankan aktivitas pada malam hari. Harapan masyarakat, bapak Alex Noerdin dapat mewujudkan keinginan terpendam selama 26 tahun, yakni desanya mendapat aliran listrik dan tidak menggunakan genset lagi.(rilis/lynggo)