FPR:Pilgub Sumsel Bisa Ramai, Bila Kisruh Rupit Tak Tuntas

by -428 Views

kisruh-pilkadaKabarkite.com-Lubuklinggau (2/5), MASIH tegangnya kondisi disebagian daerah kecamatan Rupit Kabupaten Musirawas, Sumateraselatan akibat huru-hara menuntut Daerah Otonomi Baru (DOB), Musirawas utara akan berakibat buruk pada hasil pemilihan Gubernur Sumateraselatan mendatang, bilamana tak terselesaikan secara menyeluruh. Hal ini disampaikan oleh ketua Harian Front Perlawanan Rakyat (FPR) Andri Novanto.

Menurutnya konflik Muratara suka atau tidak, diakui ataupun tidak, hal itu kental dengan muatan politis menjelang pemilihan Gubernur sumateraselatan mendatang. Kenyataan ini katanya terlihat secara kasat mata pada statement-statemen Alex Noerdin, Ridwan Mukti (RM) dan sejumlah tokoh laiinya. Terutama perang opini media antara Alex Noerdin dengan Ridwan Mukti (RM) pada proses sosialisasi lalu pada bulan Desember hingga Febuari 2013. Selain itu, kepentingan lainnya untuk meraup suara di daerah konflik bukanlah hal baru dalam perpolitik Indonesia.

” Pilgub 6 Juni 2013 mendatang saya pastikan ramai. Bila kisruh DOB Muratara yang diakui oleh Gubernur Sumateraselatan, Alexnoerdin telah menjadi komsumsi nasional bahkan internasional dimedia, lambat ditangani. Kita mesti merujuk dengan pelan dan bertahap atas kronologis yang ada pada masalah itu. Kami mengambil kesimpulan, Konflik berdarah itu buah dari Kepentingan elit. Dengan modus memamfaatkan kondisi daerah konflik seperti Muratara untuk memenangkan pertarungan politik para elit yang nantinya mengiring kemuara dukungan dan dulangan suara. Saya Yakin, kejadian huru-hara Muratara amat-amat kental dengan itu, meski tak ada satupun media yang menarik latar masalah tersebut ke rana politik. Termasuk media nasional maupun lokal. Dan saya berharap kasus Muratara yang tergeret arus dukung mendukung dan pembangunan basis dukungan di konstelasi menjelang  Pilgub, harus dapat dituntaskan dengan bersih. Bersih dalam artian menarik semua kepentingan elit dan menjernihkannya dari unsur keberpihakkan. Tanpa itu rakyat Muratara akan terus menjadi bagian alat politisi elit daerah ini, ” Papar Andri kepada Kabarkite.com di sekretariat Forum Masyarakat Menguggat (FRM) Trans HTI Muara Lakitan.

Ditambahkanya, selain itu kisruh Muratara akan menjadi ujian tersendiri pada pemilihan Gubernur mendatang pada 6 Juni 2013 ini. Selain tingginya gesekan antar pendukung Calon Gubernur didaerah, daerah-daerah rawan konflik seperti kasus agraria dan lainnya juga harus menjadi perhatian pihak Kepolisian dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) serta Panwaslu. Dikatakan Andri yang juga sekretaris Lembaga pemenangan pemilu Partai kebangkitan Bangsa (PKB) bahwa, kemungkinan kisruh politik pada pemilihan Gubernur kali ini amat terbuka lebar.

” Bara di Muratara telah sejak lama di biarkan berkobar, bahkan dibumbu-bumbui dengan permainan politik elit yang terlihat berlomba-lomba menjadi pahlawan bertopeng seolah-olah mampu menyelesaikan prosesi pemekeran dengan janji “Saya Bisa, asalkan…”janji-janji inilah yang kemudian menjadi bara yang membesar karena tak terbukti, ” Jelasnya

Selain itu kondisi politik persaingan menjelang pencoblosan Pilgub Juni mendatang semakin memicu sumbunya. Lihat kronolgis kasus ini, berapa banyak elit yang masuk kemasalah pemekaran Muratara. Mulai Ridwan Mukti (RM) saat menjelang suksesinya pada periode untuk menjadi Bupati Musirawas kedua kalinya juga berjanji memekarkan daerah tersebut dengan memberikan suntikan anggaran kepada Presidium Muratara sebesar lebih kurang Rp 1,5 Miliar yang kemudian memuculkan rumor dana tersebut tak bisa dipertanggungjawabkan. Kemudia Percha Leanpuri anggota DPD yang juga anak kandung Herman Deru (HD) masuk lalu berjanji akan membantu penyelesainnya di DPR-RI.

Dan terakhir Alex Noerdin, Gubernur Sumateraselatan calon Incumbent pilgub Sumateraselatan, juga masuk ke ranah itu menjanjikan hal sama. Dan Alex lebih berani ketimpang rival-rivalnya secara politik, ia berani. Dengan kebijakan administrasi dan statement ia bahkan berani menchange (Tukar guling) wilayah Musirawas untuk dapat memenuhi syarat administrasi tuntutan pemekeran Muratara dengan kekuasaannya. Keberanian itu bukan tidak beralasan, bonus atau konsekuensi dari kekalahan politik RM secara telak pada persaiangan Pilgub atas dirinyadengan gagal maju Sumsel Satu, serta dipecatnya Lyli Maddari Ridwan Mukti sebagai Ketua DPD Golkar Musirawas akhirnya membuat Alex yakin tanpa mendapatkan restu para tokoh masyarakat dan pemerintah kabupaten dalam hal ini RM yang ditaklukannya hal itu tidak akan terjadi apa-apa, apalgi perlawan secara politis. Sebab Rm telah dikalahkan secara telah dalam politik.  Kemudia beliau disinyalir mengeluarkan keputusan sepihak tentang status wilayah teritori hukum Musirawas untuk memuluskan Muratara.

” Inilah menurut kami akar gejolaknya. Dimana keinginan Gubernur mendapatkan dukungan dan kelak dapat mendulang suara mayoritas, ternyata memicu masyarakat turun kejalan menolak kebijakan tersebut, pada waktu yang sama Rupit Berdarah 29 April 2013 hal itu terjadi. Dimana Muratara memusatkan diri di kecamatan Rupit mendukung segera dibentuknya DOB namun disisi lain menolah wilayah Rawas Ilir hilang, dan dilain pihak ratusan warga Musi terdiri dari kecamatan Muara Lakitan dan sekitar datang kekantor Bupati wadah RM berdiam secara politik untuk menolak kebijakan Alex Noerdin yang dianggap mereka sembarangan melakukan tukar guling wilayah nenek moyang mereka di kecamatan Muara Lakitan. Hal ini yang menjadi pemikiran dan fokus analisa kita, dan cerita ini jangan dihilangkan jika aparatur kita ingin menyelesaikan kisruh Muratara secara jernih. Jika tidak akan berakibat fatal pada pesta demokrasi bulan Juni mendatang” pungkasnya. (edosaman)