Kabarkite.com-Empatlawang (1/7), Sejumlah hewan liar seperti Simpanse, Kera dan lainnya, mulai menyerang perkebunan warga. Bahkan, penyerangan yang dilakukan sekelompok hewan liar ini, kian mengganas akhir-akhir ini. Diduga, mengganansnya hewan liar ini, akibat mulai berkurangnya ketersediaan makanan bagi mereka, akibat kurangnya intensitas hujan yang terjadi sejak satu bulan terakhir ini. Tidak hanya perkebunan warga yang diserang, namun Simpanse, Kera dan hewan liar lainnya juga menyerang hewan peliharaan warga yang berada dikebun, seperti anjing, ayam dan lain-lain.
Seperti diungkapkan Wiwin, salah seorang petani di kawasan Pematang Sungai Sange, Minggu (30/6), beberapa pekan terakhir jenis binatang hutan ini kerap mendekati perkebunan warga. Sehingga mereka harus setiap hari menjaga kebun. Kalau tidak, maka tanaman akan dirusak oleh segerombolan binatang tersebut.
“Kemarin sempat ditinggalkan, karena menghadiri persedekahan keluarga di desa. Sepulangnya, tanaman seperti, pisang, pepaya, dan tanaman lainnya sudah rusak,” ungkapnya.
Dikatakannya, tidak hanya merusak tanaman, bahkan seekor anjingnya juga menjadi korban. Binatang ini juga memang sudah tampak melawan, karena biasanya kalau melihat orang mereka langsung kabur.
“Mereka dengan buasnya menyerang peliharaan kita, karena perkelahian yang tak seimbang, sehingga anjing kita luka parah. Ya, tanaman dekat dengan pondok sekalipun sudah tidak bisa menikmati hasilnya karena sudah dimakan kera,” ungkapnya.
Ditambahkan Pir, petani lainnya, akibat kurangnya hujan, pohon-pohon di hutan mulai berguguran, sehingga tidak ada buahnya. Karenanya, binatang hutan sudah kehabisan makanan di hutan lalu mencari makanan di luar sekitaran hutan.
“Kebun-kebun petani menjadi sasaran dan jumlahnya lebih banyak dari pada musim pohon hutan berbuah. Entah dari mana datangnya, jumlahnya semakin banyak, sehingga kami kewalahan,” katanya.
Lebih jauh dikatakannya, usaha para petani untuk mengurangi populitas hewan hutan ini sudah dilakukan dengan berbagai macam cara, baik memberi racun ataupun diburu sekalipun. Namun, jumlahnya tetap banyak, sehingga tidak bisa lengah sedikitpun.
“Ada juga yang mati diberi racun, namun kebanyakan seperti sudah tau, sehingga tidak mau memakan racun. Bingung juga kami, ditinggal sebentar saja sudah masuk ke perkebunan,” tandasnya.(Tono)