Gerakan Pemerintah Agar Dicintai Rakyat

by -582 Views
by

image

Oleh: Ferry Irawan AM*)

Hikayat: Ketika Raja Masyhur meresmikan bangunan istana serba mewah, dia bertanya kepada setiap orang yang dijumpai. Bagaimana bangunan ini menurutmu? Para menteri dan pejabatnya menjawab penuh sanjung. mengamum dan mengagungkan. Bagus… Bagus… Bagus… tanpa cela dan tanpa cacat. Dia terus berjalan meminta pendapat, ketika giliran pada rakyatnya, seorang menjawab lugu dan sederhana. Pedagang emperan itu menjawab; Tuan Raja, ada dua kepastian ketika bangunan berdiri, pendirinya yang roboh lebih dahulu atau bangunannya yang musnah mendahului. Jika Tuan Raja membangun gedung sesungguhnya bangunan tak dapat mengenang dan mendoakan Tuan. Dan jika Tuan membangun manusia (rakyat) Tuan, maka orang-orang selalu mendoakan Tuan sampai kapan pun, walau Tuan telah tiada. Sang raja terdiam. Lalu, berpaling kepada para penyanjung sebelumnya. Kemudian memandang lekat wajah pedagang. Kenapa mereka selalu memuji dan engkau justeru memberikan pelajaran berharga ini, tanyanya. Pedagang menjawab, Tuan, katanya, betapa banyak orang-orang lalai karena mengalirnya pujian dan sedikit orang yang bangkit serta segera berbenah setelah mendapatkan kritikan.

Kabarkite.com-Opini (3/7), Pemerintahan Nan-Suko Kota Lubuklinggau telah memulai gerakannya sebagai penerus perintahan sebelumnya. Bila dicermati gerakan yang telah dan akan dilakukan tidak ada yang tidak baik. Semuanya demi kebaikan dan kemajuan kota ini.

Namun perlu difikirkan lagi, artinya pemerintah harus cermat dalam memilih mana yang cukup penting, sangat penting dan teramat penting. Mana yang harus didahulukan dan mana yang bisa dikemudiankan.
Salah satu program yang sudah diluncurkan adalah umrah gratis untuk 1000 orang. Tidak ada yang berpendapat ibadah umrah adalah program yang salah. Bahkan jika perlu umat selain Islam pun tidak ada salahnya bagi pemerintah untuk memberangkatkannya ke tempat-tempat ibadah sakral mereka.

Harapan ke depan, bagi jama’ah yang sudah diumrahkan dari uang negara akan sangat terasa manfaatnya jika dia dapat memadanikan masyarakat sekitarnya, minimal dalam keluarganya sendiri. Mengisi dan mempertahankan ruh masjid atau musollah yang ada disekitarnya atau ikut berperan aktif ke dalam majlis taklim di tempat ia berada dan mendirikan kelompok-kelompok pengajian yang belum ada, maka boleh dikatakan program ini salah satu cara cukup jitu untuk memadanikan kota ini.
Kemudian di bidang pembangunan.

Pemerintah merencanakan akan membangun sebuah gedung dewan (DPR) dengan dana 30-an milyar rupiah. Program ini pun tetap ada manfaatnya, diantara pengembangan kota ke arah utara yang cukup sepi penduduk. Namun, alangkah lebih bermanfaat lagi jika uang tersebut dialokasikan untuk membangun SDM terlebih dahulu. Masih banyak pembangunan umat yang harus didahulukan dari sebuah pembangunan gedung dewan. Oleh karena gedung dewan yang sekarang ini masih cukup bagus dengan fasilitas yang memadai dan berlokasi di tempat yang cukup strategis, atau bisa memanfaatkan gedung dewan eks milik Kab. Musirawas yang lebih luas dan besar.
Dua diantara pembangunan umat yang dimaksud antara lain:
Bidang kesehatan: pengadaan para dokter spesialis yang masih kurang, mengoptimalisasi pelayanan di rumah sakit dan puskesmas-puskesmas.

Bidang pendidikan: pemberian gaji para guru honor yang layak baik di sekolah negeri maupun swasta. Sebab masih ada para guru honorer di kota ini mendapat gaji Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) per bulan. Untuk peningkatan mutu pendidikan, agar peserta didik dikurangi dari 40 menjadi 20-25 siswa per kelas. Aturan selama ini dengan ruangan 8×7 M yang ditempati 40 siswa ternyata sangat mengurangi konsentrasi penyerapan pelajaran dari para pendidik. Hal ini dirasa kurang efisien, 1 orang guru berhadapan dengan 40 siswa. Kuantitas penting tetapi kwalitasnya yang lebih penting. Dengan demikian selain pembenahan dan penambahan sarana sekolah, membangun para siswa dari sebuah sekolah adalah lebih utama.

Kota Lubuklinggau telah memproklamirkan gerakan menuju masyarakat madani sebelum pemerintahan yang sekarang ini. Sangat berat dan terasa sangat susah memang, akan tetapi bukan berarti tidak bisa diwujudkan. Kata Madani berasal dari bahasa Arab yang berarti kemajuan. Kemajuan dalam segala bidang. Dalam pandangan umum berarti sebuah kota yang masyarakatnya hidup dalam ketentraman, kedamaian dan kesejukan yang bernaung dalam bendera Islam, sosial religius. Perlu diingat, ini bukan berarti mengislamkan sebuah kota, melainkan kota yang berislam (bernuansa islami).
Kalau memang demikian tujuannya berarti pemerintah harus mengedepankan pembangunan spiritual terlebih dahulu. Mendahulukan membangun rohani umat dari pada pembangunan fisik kota.

Dalam hal ini saya hendak menawarkan, pembangunan umat ini dengan cara mengaplikasikan metode pendidikan pesantren di sekolah-sekolah umum. Misalnya anak-anak sekolah pendidikan dasar untuk mencapai rayon berikutnya (jenjang SMP) harus memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dari pencapaian target ilmu-ilmu keagamaan seperti dalam pola pesantren. Bagi yang tidak beragama islam mereka pun mendapatkan hak yang sama dalam pencapaian keilmuan yang disesuaikan dengan agama yang dianut. Dan pemerintah membuat perda khusus sebagai bentuk dukungan penuh dalam pencapaian target menuju masyarakat madani. Kenapa harus dengan pola pesantren? Diakui atau tidak, pendidikan yang ada dalam pesantren untuk sekarang ini telah menjadi tumpuan utama dalam benteng terakhir bangsa ini dalam perbaikan akhlak, meskipun dengan pola ini bukan satu-satunya cara yang terbaik.
Di sebuah negara atau kota yang bilamana program-program kepemerintahannya lebih banyak bersentuhan dengan kehendak rakyat maka sudah pasti akan disenangi dan cintai oleh rakyatnya. Memberikan penerangan di tempat-tempat yang belum teraliri listrik seperti Ulu Malus yang masih dalam wilayah kota Lubuklinggau. Pendataan masyarakat tidak sekolah dan putus sekolah di setiap kelurahan kemudian memberikan jaminan kebutuhan kepada mereka agar tidak ada lagi keluhan tidak bersekolah lantaran alasan ekonomi. Pendataan akurat rakyat miskin sehingga tidak terjadi lagi salah sasaran ketika pelaksanaan bantuan raskin dan BLSM baru-baru ini.

Memperhatikan dan memberikan tunjangan bulanan terhadap dewan hakim MTQ yang selama ini hanya mendapat honor saat acara MTQ atau STQ berlangsung, dalam kata lain setahun sekali. Merekrut kemudian merumahkan sekaligus memberikan binaan khusus terhadap para penghafal qur’an yang sampai sekarang ini menjadi manusia langka di kota ini dan masih banyak lagi gerakan-gerakan yang dinilai langsung bersentuhan dan sesuai dengan keinginan masyarakat.
Dengan demikian apabila rakyat yang merasakan langsung arti penting dari program kepemerintahan, dipuji atau tidak namun manfaatnya akan tetap dirasakan secara utuh hingga kapan pun. Nilai kemajuan akan menjadi rasa kebaikan kemudian menjelma menjadi cinta terhadap para pemimpinnya. Selamanya!

*) Penulis Novel Harimau Menteng (Sultan Mahmud Badarudin II)