Kurang Proaktif, BMI Minta Bupati Copot Kadisbun

by -442 Views
by

image

Kabarkite.com-Musirawas (24/9), Karena dinilai kurang proaktif dan peduli akan perseteruan petani mandiri dengan pihak PT London Sumatera (Lonsum) yang sudah terjadi cukup lama, sejak tahun 2012 hingga kini pihak pemerintah yakni Dinas Perkebunan kabupaten Musirawas (Mura) tidak memberikan kepastian tegas atas kondisi diskriminasi yang dialami para petani mandiri desa beringin makmur II kecamatan rawas ilir.

Atas kondisi Itu Devi Arianto selaku toko pemudah ketua Banteng Muda Indonesia (BMI) itu, mendesak Bupati Musirawas H.Ridwan Mukti untuk mengambil sikap agar dapat melakukan pencopotan atau pemberhentian kepada kepala dinas perkebunan Ramdani Lubis,karena dinilai tidak becur bekerja sebagai pelayanan masyarakat.

“Problem yang di hadapi para petani mandiri untuk menjual hasil panen ke Pabrik PT Lonsum sangat membuat sengsara,bahkan sangking tidak adanya kepedulian pihak pemkab hingga kini ruang gerak petani sangat la dipersempit.Kenapa sih pemerintah tidak tegas bahkan tekesan berdiam diri menghadapi persoalan rakyat,” Ucapnya Devi dengan penuh tanya.

Diapun meminta agar pemerintah kabupaten (Pemkab) Mura mengambil sikap untuk sesegera berikan solusi terbaik agar kedua belah pihak terjalin kembali kerja sama yang baik, harapan petani mandiri hanyalah mengatasi kesulitan penjualan hasil produksi sawit petani mandiri,karena hingga kini ini PT Lonsum tidak memberi ruang atau membeli buah sawit petani mandiri.

“Saya minta pemkab Mura turun kembali dan cepat memberikan solusi,bila perlu pemkab kami mohon untuk melakukan peninjauan kembali izin lokasi PT Lonsum,karena pembebasan lahan yang dilakukan perusahaan tersebut terindikasi tidak miliki izin dengan kata lain kini kami menduga Lonsum menggunakan izin yang sudah lama atau tidak berlaku lagi.

Atas kondisi perizinan yang disinyalir semerawut tersebut,lanjutnya,dirinyapun dengan tegas menyebutkan bahwa Pemkab Mura tidak lagi memberikan izin perusahaan perkebunan dan pertambangan di kecamatan rawas ilir,karena dampak dari perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut. Kini sudah tidak ada lagi lahan ke hidup untuk rakyat,investor yang ada saat ini hanya mementingkan usahanya saja. ” Tetapi tidak melihat bagaimana kehidupan masyarakat sekitarnya bahkan sering terjadi konflik antara investor dan warga terkadang hingga berujung pada konflik horizontal, untuk itu dengan berbagai desakan dari petani kami selaku pemuda rawas ilir meminta Bupati ataupun jajaran agar cepat tanggap atas kondisi ini,” Pintanya.

Sementara itu Ramdani Lubis Kepala Dinas perkebunan saat di hubungi via ponsel nomor yang di tuju tidak aktif. (Rutan)