Dunia Pendidikan Jauh Dari Standar

by -511 Views
by

image

*oleh Taufiq Ramadhan (Ketua Forum Pemuda Lubuklinggau)

Kabarkite.com-Opini (29/9), Dunia pendidikan di Kota Lubuklinggau selama ini sangat jauh dari standar pendidikan nasional,sesuai dengan acuan undang-undang nomor 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan. Hal itu terlihat dari semerawutnya klasifikasi Akreditasi setiap sekolah yang ada di kota tersebut.

Selama ini kelasifikasi tentang akreditasi sekolah dan jenjang karier untuk memotivasi para guru agar giat dalam menjalankan kinerjanya sangat kurang jelas diterapkan oleh dinas pendidikan kota tersebut. Padahal standar pendidikan nasional sudah mengatur semuanya agar kualitas dunia pendidikan dapat meningkat secara baik.

Seharusnya dunia pendidikan di kota kita harus menerapkan standar pendidikan nasional. Selama ini undang-undang Nomor 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional sama sekali tidak diterapkan artinya dinas terkait boleh dikatakan tidak becus mejalankan fungsinya.

Sejak dulu perkembangan dunia pendidikan hingga saat ini hanya normatif saja,seharusnya pihak pemerintah kota melalui dinas pendidikan harus memiliki progres yang jelas untuk meningkatkan kualitas akreditasi setiap sekolah yang ada dari jejang tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.

Memang pada kenyataanya pemimpinan pada dinas pendidikan saat ini tidak memiliki progres yang jelas. Kita berharap kedepan seharusnya dunia pendidikan dapat lebih maju lagi. termasuk bagi para guru, merekapun harus diberi kesempatan mengejar karier agar ada motivasi demi meningkatkan kwalitas dirinya sebagai tenaga pengajar.

Oleh karena itu kita meminta agar pemkot segera melakukan pemetaan dunia pendidikan dikota tersebut dan mendata secara langsung sekolah-sekolah yang ada, berapa banyak kelasifikasi yang teragreditasi C,B dan A. Bila perlu di lakukan peningkatan agreditasi sekolah agar pada saat tahun ajaran baru tidak hanya satu sekolah saja yang diminati siswa dan yang paling penting adalah setiap sekolah yang ada harus didukung alat peraga yang memadahi agar setiap sekolah dapat menunjukan kualitas mereka.

Wajar kalau selama ini setiap penerimaan siswa baru hanya sekolah tertentu yang animonyo tinggi,karena alat peraga dan klasifikasi akreditasi jelas. Bukan artinya sekolah lain tidak jelas tetapi, sekolah yang lain tidak pernah meningkat klasifikasinya dan sara penunjang yang seharusnya memang dimiliki.

Selain itu, mengenai para guru dan kepala sekolah. Diknas sama sekali tidak pernah berikan pelatihan,mengenai standar mutu guru sebagai pengajar dan kepala sekolah sebagai pihak yang memiliki kewenangan untuk memajukan sekolahnya. Jika memang semuanya sudah diterapkan sesuai dengan aturan serta pihak guru diberikan motipasi untuk dapat mengejar karier di dunia pendidikan.maka bukan tidak mungkin kedepan seluruh pengajar memiliki kesempatan untuk menjadi kepala sekolah dengan kualitas klasifikasi yang memang berprestasi.

Bukan dengan cara-cara siapa yang pintar melakukan lobi, maka akan jadi kepala sekolah. Jika seperti itu terus wajar kalau para guru yang ada tidak memiliki rasa percaya diri dan berambisi,bahkan hanya terkesan jangan tidak menjalankan tugas saja, sebab mereka merasakan percuma bila kerja keras namun yang memiliki kesempatan untuk memimpin hanya orang-orang tertentu saja.

Paling tidak selama lima tahun ini kepemimpinan walikota dan wakil walikota saat ini, karena dunia pendidikan adalah satu tolak ukur kinerja pemkot. Berhasil atau tidaknya semua akan terlihat dengan jelas kedepannya.
Namun tetapi kita optimis,pemerintahan saat ini bisa wujudkan itu semua. (Rutan)