Intake PDAM Sudah Sesuai Perencanaan

by -484 Views
by

image

Kabarkite.com-Muaraenim (19/11), Proyek pembangunan intake milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)  Lematang Enim di sepanjang Jalan Raya Baturaja, Simpang BTN Air Paku Tanjungenim, Kecamatan Lawang Kidul yang dikerjakan oleh PT. Nidya Karya yang diduga telah menyebabkaan longsornya bahu jalan nasional, sudah sesuai Perencanaan.

Project Manager PT. NK untuk proyek PDAM Tanjungenim, Taufik Yusbentoni, menjelaskan pembangunan proyek tersebut berjarak cukup jauh dari bahu jalan yakni sekitar 25 meter.  Sehingga, secara teknis seharusnya hal ini tidak mempengaruhi longsornya bahu jalan sebab pembangunannya juga tidak menyentuh bagian jalan. Selain itu, pembangunan intake juga dibuat dengan sistem trek (terasering) sehingga sudah sesuai dengan ketentuan. Begitupula disepanjang jalan tersebut, sejak awal juga telah ada turapnya. 

“Namun, kenapa terjadi longsor? karena ada  tumpukan air di bagian atas. Sehingga air meluap, masuk ke jalan dan air menggerus tanah. Untuk posisi intake berada di jalan paling rendah.  Bahkan, longsor itupun terjadi setelah dua bulan pengerjaan penggalian selesai,” papar dia.

Namun demikian, kata dia, pihaknya juga tidak akan memastikan bahwa hal ini sepenuhnya disebabkan masalah alam. Untuk itu, analisa secara detail akan diserahkan kepada pihak BBJN Provinsi Sumsel.

“Jalan galian milik PDAM dan jalan nasional   Jadi, kita tdk mengetahui apa yg terjadi di dalam tanah. Yang pasti pengerjaan kita telah sesuai dengan prosedur,” jelas dia.

Sesuai dengan ketentuan, ungkap Taufik, proyek ini aakan dikerjakan dalam waktu 550 hari atau pada April 2014. Bila penanganannya cepat maka penyelesaiannya akan dikejar sesuai ketentuannya.

“Namun, untuk saat ini pihak BBJN meminta proyek tersebut dihentikan sementara. Karena dikhawatirkan akan mengganggu arus lalu lintas. Tapi kami harap, semua bisa cepat selesai,” tukasnya

Sementara itu Direktur PDAM Tirta Lematang Enim, Puryadi, mengungkapkan bahwa longsornya jalan tersebut disebabkan tingginya curah hujan. Sementara, gorong-gorong yang ada di sepanjang jalan tersebut tidak berfungsi dengan baik. Sehingga, terjadi genangan air di sepanjang jalan yang menyebabkan erosi. Tak hanya itu, di seberang jalan juga terdapat kolam penampungan air yang menyebabkan air selalu meresap.

“Jadi sebenarnya ada atau tidaknya pembangunan di sepanjangan jalan tersebut akan tetap longsor. Sebab, tanah labil karena air selalu meresap,” terang Puryadi.

Namun demikian, lanjut Puryadi, pihaknya bersama pihak BBJN telah melakukan langkah-langkah penanggulangan. Diantaranya
memasang turap dititik longsor  kemudian menimbun dengan batuan krokos sebelum akhirnya dibuat bangunan permanen. Selain itu,  menginstruksikan kepada pihak PT. NK untuk membuat rambu-rambu dan menempatkan personil untuk mengatur lalu lintas yang terganggu di jalan tersebut.

“Kami ini hanya bisa melakukan penanggulangan sementara, sambil menunggu pentunjuk dan langkah dari pihak BBJN,” papar Puryadi.

Puryadi menjelaskan, proyek tersebut merupakan proyek Urban Water Supply and Sanitation (UWSS) dengan total dana mencapai Rp. 29,83 Miliar. Untuk wilayah Tanjungenim, proyek tersebut dilaksanakan pada dua titik. Pertama peningkatan kapasitas dari 80 Liter menjadi 180 Liter.

“Proyek ini dibangun dari bantuan Bank Dunia (World Bank),” ungkapnya. (jaz)