Foto : Warga hentikan aktivitas Tri Ariani.
Kabarkite.com-Muratara (20/11), Puluhan warga didesa beringin makmur kecamatan rawas ilir kabupaten Muratara pemilik lahan tempat beraktivitasnya PT Triariani untuk lakukan ekspolrasi dan eksploitasi batu bara menghentikan secara paksa aktivitas perusahaan tersebut dengan cara memblokade akses jalan hari ini Rabu (20/11).
Abdul Azis Ketua Pemuda Peduli Rawas Ilir (PPRI) mengatakan bahwa Masyarakat sudah sangat geram hingga melakukan penyetopan terhadap semua aktivitas perusahaan pertambangan batu bara itu,”Ungkap Abdul Aziz , saat dihubungi Kabarkite.com (20/11).
Menurut Azis, atas penzoliman oleh Triariani maka masyarakat dan para pemilik lahan secara bersama melakukan Gerakan rakyat,untuk menguasai lahan-lahan milik warga yang hingga kini belum menerima ganti rugi tambahan yang dijanjikan perusahaan.
“Tujuan masyarakat hanya menuntut pelunasan ganti rugi tambahan atas lahan mereka, bila itu direalisasikan jelas mereka tidak akan melakukan aksi yang saat ini sedang berlangsung,” Cetusnya.
Gerakan masyarakat ini tidak lain hanya meminta hak mereka yang dijanjikan, perusahaan diminta untuk mentaati aturan yang ada. Didalam pembebasan hak atas tanah para warga. Warga meminta Triariani mentaati Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Minerba dan Batu Bara Khususnya Pada Pasal 135, 136 dan 137. Serta Pergub Sumsel Nomor 25 Tahun 2009.
“Intinya dari peraturan tersebut adalah pembebasan hak atas tanah harus berdasarkan NJOP (Nilai Jual Objek Pajak) serta berdasarkan tim penilai harga yang di bentuk oleh pemerintah. Fakta nya tidak ada tim yang dibentuk serta pembebasan diatas tanah dilakukan dengan tidak mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku,itulah yang dilakukan Triariani bak penjajah dinegeri sendiri,” Tegasnya.
“Aksi penutupan aktivitas itu dilakukan oleh seluruh pemilik lahan yang lebih kurang mencapai 100 orang dengan lokasi aksi pada dusun V desa Beringin Makmur II,aksi ini dilakukan 24 Jam penuh sampai adanya kejelasan akan semua tuntutan warga dapat direalisasikan,” Pungkasnya. (Rutan)