Puluhan IRT Ngamuk Di KPU

by -482 Views
by

image

Foto: Puluhan IRT yang mendatangi kantor KPU Empat Lawang, merasa kesal dan kecewa karena tidak bisa bekerja melipat surat suara.

KABARkite.com-Empatlawang (14/3), Puluhan ibu rumah tangga (IRT) ngamuk di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Empat Lawang. Pasalnya, puluhan IRT ini merasa kecewa terhadap komisioner KPU, yang hanya memberikan harapan palsu terhadap mereka, karena mereka dijanjikan untuk bekerja melipat kertas surat suara.

Parahnya, bukan dipekerjakan akan tetapi IRT itu mendapat kekecewaan, sehingga membuat mereka mengamuk dan menuntut janji yang sudah diberikan kepada mereka. Sehingga membuat mereka tidak mau pulang sebelum ada kejelasan dari pihak KPU.

“Kami merasa kecewa terhadap anggota komisioner yang sudah memberikan janji mempekerjakan kami, namun janji tersebut hanya tinggal janji karena sesampai disini kami tidak dipekerjakan,” ungkap salah satu IRT Cik Mani, kepada wartawan Kabarkite.com, Jumat (14/3).

Dikatakannya, kalau tidak ada yang menjanjikan kemarin (Kamis (13/3), red), kami tidak akan datang kesini lagi. Karena menurutnya ongkos untuk kesini bisa dikatakan lumayan besar, sebab untuk kesini naik ojek karena tidak memiliki kendaraan sendiri.

“Jujur kami merasa kesal dengan salah satu anggota komisioner tersebut, karena tidak pegang omongan. Malahan dia tidak datang hari ini (kemarin, red), merasa dibohongi,” cetusnya dengan nada kesal.

Dilanjutkannya, yang menjadi pertanyaan kami sekarang kenapa yang datang kemarin tidak dipekerjakan, sedangkan yang baru datang hari ini dipekerjakan. Itu membuat kami bingung, nampaknya ada pilih kasih dan tidak adil, semestinya harus adil dalam mempekerjakan orang.

“Ya tampaknya ada pilih kasih, janganlah seperti itu mentang-mentang kami ini orang kecil mau diperlakukan semena-mena,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua KPU A. Rivai melalui Sekretaris M. Mursadi menanggapi hal itu, memang ada miskomunikasi oleh pihaknya, karena ada salah satu anggota komunisioner yang menjajikan bahwa mereka dipekerjakan.

“Tapi kita sudah menkoordinir mereka dan dipekerjakan pada Senin, dikarenakan tempatnya tidak ada. Maka dari itu kita membatasi tenaga kerja untuk bekerja,” terang Mursadi.

Mursadi menjelaskan, dikarenakan lokasi di KPU ini sempit dan sekarang saja sudah penuh, otomatis tidak bisa mempekerjakan mereka secara serentak. Jadi kita berinisiatif mencari waktu yang lain untuk mempekerjakan mereka.

“Kita tetap mempekerjakan mereka, agar tidak terjadi kecemburuan sosial dan juga untuk menghilangkan pemikiran negatif antara masyarakat dengan anggota KPU yang ada,” pungkas Mursadi.(Tono)