Foto : Tampak Sungai Enim Keruh Kecoklatan.
*Layanan PDAM LE Ikut Terganggu
Kabarkite.com-Muaraenim (14/8), Hujan yang mengguyur Muaraenim dan sekitarnya pada malam hingga dini hari, Kamis (14/8) tadi membuat sungai Enim penuh dengan campuran lumpur dan tumpukan sampah kayu, tak Ayal sungai sebagai sumber kehidupan masyarakat ini menjadi keruh berwarna kecoklatan.
Sebagai sarana layanan publik Perusaahan Daerah Air Minum Lematang Enim PDAM LE Muaraenim terancam tidak bisa mensuplai air ke masyarakat pelanggan
“Jika memang kadar lumpur sangat tinggi dan melebihi ambang batas maka kita akan menunda operasi” jelas direktur PDAM LE Puryadi, ST” kepada Kabarkite.com dikantornya.
Manurutnya jika kadar lumpur sudah diatas 1.000-1.500 NTU (tingkat kekeruhan air) hal ini masih bisa kita upayakan untuk melakukan operasi akan tetapi jika mendekati diambak batas kewajaran maka kita akan menunda operasi distribusi air selama beberapa jam tuturnya.
Diakuinya bahwa jika musim hujan, sungai Enim masih bisa kita upayakan, namun untuk sungai Lematang tentu kita harus melihat dulu kadar kekeruhannya, ” pencucian filter pada tiap-tiap reservoir (bak) terpaksa kita lakukan berulang-ulang karena inilah yang menghambat suplai air ke pelanggan” jelasnya
“Jika pemenuhan air baku dalam tahap normal artinya rata-rata kekeruhan air sekitar 1.000 NTU, kita bisa menggunakan tawas sekitar 200 kg namun jika kadarnya lebih maka akan melebihi pula pengunaan bahan obat” ujar Puryadi.
Mengenai upaya peningkatan pelayanan Bahwa PDAM LE tambahnya telah melaksanakan pemangunan reservoir dan bak presedimentasi dengan kapasitas 75 liter/detik, saat ini pembangunannya juga hampir selesai dan siap beroperasi hanya saja saat ini masih terkendala listrik dan kendala dengan PT KAI. Insyaallah dalam waktu dekat ini akan ada titik temu yang diakan dilaksanakan pertemuan dengan Bupati Muaraenim PT KAI dan pihak terkait. Dan kita berharap supaya masyarakat dapat memaklumi adanya beberapa kendala yang kita hadapi pungkas Puryadi.
Terkait adanya pencemaran dari penambangan liar dan perusahaan tambang yang tidak memiliki kolam pengendapan lumpur KPL yang layak diduga menjadi faktor penyebab parahnya kondisi sungai Enim.
Sementara Kapala Badan Lingkungan Hidup BLH Muaraenim maupun Kabid pelaporan limbah dan B3 Iskandar saat ditemui dikantornya sedang ada kegiatan diluar daerah. (Jack)