Abdul Aziz,Politik Transaksional Sudah Sangat Memperihatinkan

by -505 Views
by

image

Kabarkite.com – Musirawas (24/12), Gema dan Riuh menuju Pemilihan Umum legislatif (Pilleg) hingga pemilihan presiden (Pilpres) 2014 mendatang sudah semakin terasa dan hanya dalam hitungan bulan semuanya akan berlangsung dari tingkat pusat hingga daerah diseluruh lapisan republik ini serentak lakukan pelaksanaan pesta demokrasi tersebut.
“sebagai peserta pemilu saya  menyerukan khusus nya para Caleg PPP dan Umumnya seluruh para Caleg untuk menolak terjadinya politik Transaksional agar pendidikan politik untuk semua pihak dapat terwujud, setidaknya kini kita wajib berupaya ciptakan pemilu yang benar-benar bersih bukan sekedar selogan saja,” Tegas Abdul Aziz yang diketahui Caleg DPRD Provinsi Sumsel dari partai PPP daerah pemilihan Kota Lubuklinggau,Kabupaten Musirawas dan Kabupaten Muratara itu kepada Kabarkite.com, Selasa (24/12).

Menurut Aziz begitu dia disapa rekan-rekannya,Saat ini kondisi dan situasi dunia politik sangat jauh dari subtansi,yakni budaya transaksional antara calon legislatif dengan masyarakat dalam penggalangan dukungan sudah mencapai titik yang memprihantinkan seakan dianggap satu-satunya cara yang jitu untuk mencapai kursi diparlemen.

“Penilaian saya saat ini masyarakat diajak para Caleg beserta teamnya tidak lagi melihat figur maupun program kerja yang ditawarkan caleg, tetapi semata-mata bersikap transaksional “ada uang ada suara”Ini membahayakan demokrasi negara ini,” Cetusnya.

Dikatakannya bahwa jika irama caleg yang ada menggunakan cara itu maka, walaupun politik terus berlanjut namun hal yang bakal terjadi jelas uang menjadi sebuah penentu wakil para rakyat. Bila ini tidak disikapi secara bersama yang mewakili duduk dikursi parlemen nantinya adalah para legislatif yang akan berhianat pada rakyat, dan tidak menutup kemungkinan orientasi para dewan priode kedepan hanya penuhi kepentingan baik kepentingan pribadi serta golongan.

Sebagaimana yang tanpak saat ini, sebagai besar pejabat publik bermasalah dengan hukum sebagai hasil dari proses politik sebelum nya.  Kemudian fonemena politik saat ini tidak jauh berubah, yang tidak mendidik, Para Caleg  hanya mengandalkan atribut baliho dan spanduk semata, tetapi miskin gagasan di dalam berintraksi dengan masyarakat.

“ditambah pula dengan kondisi tidak berintegritasnya para penyelenggara pemilu,akan menjadi sumber utama kehancuran demokrasi kita,” ucapnya.

Ditambhaknnya, sekarang  tidak ada jalan lain,agar subtansi demokrasi terwujud seluruh caleg dan partai polirik harus menjadi pilar utama agar  pelaksanaan pemilu yang bersih, jujur,adil dan bermartabat dan  komponen masyarakat harus menggunakan hak pilih dengan bertanggung jawab serta menghargai perbedaan pilihan pada pemilu kedepan.

“harus ada kemampuan dari masyarakat untuk menolak politik uang dan praktek kotor yang mencederai demokrasi, memilih figur yang bersih, berkualitas,memiliki rekam jejak yang baik dan berpihak pada kepentingan rakyat,” pungkasnya. (Rutan/rls)