Kabarkite.com Lubuklinggau (12/6), MENYIKAPI pemberitaan media tentang banyaknya warga kota Lubuklinggau yang diduga tidak didata dan tidak mengerti apa maksud dan tujuan sensus pertanian tahun 2013 atau ST-13. Kepala Badan Pusat Statistik kota Lubuklinggau Aldianda bak kebakaran jenggot dan segera melakukan sidak (Inspeksi Mendadak) dilapangan guna untuk mengecek langsung kebenaran berita tersebut. Sidak langsung dipimpin oleh Aldianda yang juga didampingi oleh awak media Kabarkite.com, Rabu (12/6).
Berikut sekelumit perjalanan sidak awak media bersama Kepala Badan Pusat Statistik Kota Lubuklinggau :
Perjalanan kurang lebih 30 menit menuju lokasi salah seorang warga bernama Samijo di RT.03 kelurahan Durian Rampak kecamatan Lubuklinggau Utara I. Samijo mengatakan bahwa memang benar beliau tidak didatangi oleh petugas BPS, akan tetapi petugas sempat berkelit dan mengaku bahwa data yang didapat hanya melalui data sampel dari Ketua RT setempat.
“Aku sudah datang kesini tetapi wak dak katek jadi aku ambil inisiatif ngambek data dari pak RT”ujar salah satu petugas di depan Aldianda.
Tidak hanya sampai disitu, perjalanan sidakpun berlanjut ke warga lainnya yaitu Zainul Abidin warga RT 06 Kelurahan Petanang Ilir Kecamatan Lubuklinggau utara I dan bertemu dengan Sukarmi (istri dari Zainul Abidin)
Menurut Sukarmi dan ia mengaku bahwa memang mereka tidak di data dan tidak mengetahui apa yang di maksud dengan program ST-13.
“Ado pak Jun (petugas pendata) datang tapi dio dak nanyo dengan alasan bukunyo ketinggalan dan sampai saat ini dio dak nanyo lagi padahal aku ado terus di rumah dan bapak balek terus selama 3 hari kareno denger ado sensus”,akunya dihadapan Kepala BPS.
Berdasarkan hasil sidak akhirnya Aldianda berkesimpulan untuk mendata ulang program ST-13 di lingkungan Samijo dan sekitarnya walaupun waktu sensus sudah berakhir.
“Sudah ku perintah lagi dengan petugas untuk mendata ulang di wilayah Lubuklinggau Utara,karena itu basis tani dan harus menggunakan sistim Door to Door dan tidak hanya mengandalkan dari data RT”,Ujarnya setelah beberapa jam Sidak.
Dilain pihak Ketua Front Perlawanan Rakyat (FPR) Kota Lubuklinggau, Andri Novanto mengatakan bahwa Program Sensus Pertanian Tahun 2013 kota Lubuklinggau bisa dikatakan datanya tidak akurat,dikarenakan kurangnya sosialisasi baik di media massa elektronik maupun media lainnya yang akhirnya banyak masyarakat atau petani tidak mengetahui apa dan untuk apa sensus pertanian tersebut.
“Sosialisasi sangat penting untuk suatu program yang langsung ke rakyat menengah ke bawah seperti Petani, apalagi sensus pertanian merupakan program dari pusat, jadi masyarakat awam bisa mengerti akan program tersebut, dan kami dari FPR akan terus mengawal setiap program-program yang langsung bersentuhan kepada rakyat”, Kata Ketua FPR Kota Lubuklinggau tersebut.(Ujang)