Banjir Buah Duku

by -577 Views

Kabarkite.com-Lubuklinggau (18/2), BUAH dukuduku mulai membanjiri Kota Lubuklinggau, Sumateraselatan, buah ini masih berasal dari lokal yaitu Kecamatan Terawas, Selangit, Tuah Negeri dan sebagian Muara Beliti. Sayangnya buah yang menjadi favorit masyarakat Sumateraselatan ini produksinya terhambat oleh kondisi banjir yang menerpa sejumlah kecamatan yang merupakan pemasok buah duku tersebut, seperti Kecamatan Rupit, Terawas dan Tuah Negeri.

Menurut Alex (40) salah satu pemilik kebun duku, harga yang dijual perkilonya saat ini berkisar Rp. 5.000 hingga Rp. 7.000,- tergantung kualitas buahnya, Sehari biasanya yang datang ke kebunnya bisa mencapai 10 orang tokeh buah dan membeli rata-rata diatas 50 kilogram setiap orangnya. Jika buah duku tersebut sudah jatuh dari pohon harga duku biasanya cuma Rp. 5.000/kilo.

” Buahnya (duku) masih belum sempurna, masih banyak yang belum masak. Namun sebagian sudah di beli orang, selain dari Linggau, biasanya ada dari Jambi dan Bandung untuk datang langsung membeli drop semua batang. Tapi tahun ini kita tidak lagi mau menjual buah setengah masak yang di drop atau diborong para pembeli, ” Ujar Alex pemilik kebun duku di bilangan kecamatan Terawas.

Keengan ia menjual secara borongan tersebut lebih dikarenakan kepercayaan mitos leluhurnya, ia meyakini jika terlalu sering menjual buah duku dengan borongan saat buah belum matang bisa membuat batang buah duku tidak berbuah lagi (red : Merajuk) dengan manis dan lebat. Karena itulah meski ditawar harga cukup tinggi ia tetap menolaknya, untuk satu hektare lahan kebun duku jumlah hampir 300 batangĀ  dan bisa dihargai sekitar Rp. 50-70 juta itupun masih tergantung kualitas duku.

Sedang untuk perpeti dengan berat kisaran 15 kilogram biasanya ia jaul dengan harga Rp. 65.000/perpeti. Ia berharap meski banjir tahun ini di Kabupaten Musirawas amat parah, diharapkan tidak menganggu produksi kebun dukunya. Karena dari hasil panen kali ini ia berharap dapat menyekolahkan anaknya ke universitas terkenal di Jakarta.

Disinggung apakah ada pelatihan atau penyuluhan dari pemerinta daerah untuk membantu para petani buah duku, alex mengatakan bahwa tidak pernah ada, meski buah duku Kabupaten Musirawas atau lebih dikenal dengan Duku Lnggau atau Rupit tak kalah dengan duku Komering dan Muaraenim, tapi hingga kini tak ada kepedulian pemerintah daerah untuk membina atau membantu pemasaran agar buah duku mereka lebih berkualitas produksinya sehingga harga jualnya pun tinggi.

Sedangkan Mito (36), pemilik duku di Kecamatan Tuah Negeri menjelaskan bahwa buah duku didaerahnya saat ini masih belum masak secara keseluruhan, namun ia sudah menjual sendiri buah yang sudah masak. Sehari ia bisa menjual lebih dari 100 kilo di Jalan lintas timur (Jalintim) Lubuklinggau-Sekayu. Sayangnya dengan banjir di kecamatan Muara Lakitan, Muara Kelingi dan Kabupaten Musibanyuasin, buah dukunya terpaksa di jual ke Kota Lubuklinggau.

” Biasanya saya setiap hari selama satu minggu ini bisa menjual 50-100 kilogram, perkantong dengan berat 1 kilogram saya jual Rp.7.000,- dan perkarung dengan berat 18 kilogram saya jual 130 ribu. Sekarang lagi macet, banjir terus jadi saya jual Ke-Linggau, ” Jelasnya. (Edosaman)