Kabarkite.com – Puisi (27/12), Oleh Ust. Ferry Irawan AM
Di Bawah Kibaran Bendera
Di lantai kotor jorok aku menengadah
melihat bendera merah putihku berkibar takut dan malu
aku tak merutuki angin yang tak kencang,
sebab tiang benderaku tak sebesar lengan bahkan tak sekuat batang pisang
hmmm!
ujung mataku berair
sebab aku tak sepadan para pejuang
aku tak sejujur orang beriman
tapi aku masih bisa membanggakan mereka
aku masih mampu membaca sejarah para pahlawanku
para patriot, ulama dan para pendeta
di lantai berbau, lalat-lalat genit mencium pipi,
aku duduk dan berusaha merenungi
anak-anak nusantara penghuni pulau-pulau surga
peninggalan orang-orang berjasa yang berdarah-darah,
yang mengibar bendera dengan deras keringat, linang air mata dan nyawa!
aku membaca fakta;
system negara yang berubah-ubah
tatanan sosial yang bangkrut
otonomi-otonomi cucuk cabut
mutasi-mutasi bergulir laksana air hanyut
cahaya hukum menjadi lamur dan lari ke titik nadir
isu teroris menjadi ajang di kancah pencitraan
nilai-nilai sejarah yang mulai kusam
aku membaca kisah;
Doblang-Doblang di penjara karena mencuri untuk sekolahkan anak
Calon Dewan merampok untuk biaya kampanye
Lembaga-lembaga pendidikan yang proposalnya disampahkan karena bukan pendukungnya
Sarina-Sarina pembantu dipancung di negara tempat ia bekerja
Aku mendongak;
para pejabat pesta besoknya ditangkap
banyak pembesar negeri menyimpan selir-selir terhormat
banyak pemimpin tertangkap, yang ingin kembalikan biaya pencalonannya
pembesar agama berkelahi berebut perbedaan
santri mangkir pada kiyai
murid menampar guru
anak membunuh bapak
istri lari dari suami
debat agama kian riuh
sarjana tak berilmu
seniman menjadi gila
bayi lahir menanggung hutang
pesta perkawinan mewadahi maksiat
sumpah ibu hilang keramat
ragam doa tak mustajab
keramat-keramat disembah
orang baik cepat mati
orang jahat hidup panjang
Tuhan-tuhan di-Hantukan …
Aku memandangi benderaku;
pulau-pulaumu kini tak lagi surga.
Lubuklinggau, 25 Des 2013