*Tetap Dukung Muratara Jadi DOB
Kabarkite.com-Opini (11/5),MENANGGAPI opini yang begitu kencang seolah-olah hal yang dilakukan Gerakan Penyelamat Rawas Ilir (GPRI) dan beberapa elemen organisasi kepemudaan lainnya di kecamatan rawas ilir adalah menjegal atau menghalang-halangi Musirawas Utara (muratara) Menjadi Daerah Otonomi Baru (DOB) adalah fitnah dan Opini yang menyesatkan.
Subandri, Ketua Gerakan Penyelamat Rawas Ilir (GPRI) memberikan opininya kepada Kabarkite.com Sabtu (11/6) sore ini bahwa gerakan yang mereka lakukan adalah untuk menyelamatkan 9.000 hektar wilayah Rawas Ilir yang di caplok Musi Banyuasin dan bukan untuk menghalang-halangi Muratara dimekarkan dan dengan jelas pihaknya seratus persen mendukung Muratara terbentuk menjadi wilayah otonomi baru seperti harapan masyarakat.
Menurutnya,Kenapa gerakan yang ia lakukan harus di persalahkan, padahal yang mereka lakukan hanya untuk menyelamatkan wilayah yang merupakan warisan dari nenek moyang mereka,sejak dahulu berada di wilayah rawas ilir.
“Sudah menjadi keharusan sejarah Bukan kami yang salah mempertahankan wilayah yang di caplok oleh Gubernur,seharusnya Alex Noerdin lah pihak yang harus di persalahkan bukan kami, saya dan teman-teman hanya membela hak kami,”Ucapnya.
Diungkapkannya,Walaupun Alex Noerdin menyatakan bahwa tapal batas Mura-Muba telah selesai, tetapi bagi kami belum selesai jangankan 9000 hektar, satu jengkalpun akan pihaknya pertahankan. Selagi para pemuda rawas ilir berfikir sehat, mana mungkin wilayahnya rela diambil orang lain.
“Saya tegaskan sekali lagi bahwa Gerakan kami tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan upaya menjegal Muratara, tetapi mempertahankan wilayah dari arogansi presidium dan Alex Noerdin sebagai pemimpin yang zolim,” Cetusnya.
Dia menilai tindakan pihak presidium dan gubernur adalah tidakan yang semena-mena sebab sampai dengan detik ini, tidak pernah sekalipun mengajak masyarakat rawas ilir berbicara, berdialog, mengenai tapal batas muba yang menyerahkan wilayah seluas 9000 hektar.
“Hal Inilah yang kami gugat, yang kami lawan, bukan menjegal Muratara,”jelasnya.
Ditambahkannya,tidak ada sedikit pertentangan pihak dengan masyarakat muara rupit, seperti yang diopinikan oleh oknum-oknum yang mempunyai niat jahat,memutar balikan fakta dengan tujuan dan agenda politik terselubung.
Apabila pemekaran ini terjadi, maka Rawas ilir yang dihuni lebih kurang 30 ribu jiwa penduduk, akan menjadi korban kezoliman alex noerdin.
“Sejarah kelam rawas ilir akan mencatat bahwa telah terjadi proses penciptaan kemiskinan massal secara sistemik yang dilakukan,dari hasil konspirasi politik jahat alex noerdin dan presidium muratara,”Pungkasnya. (RuTan)
Penulis/Sumber : Subandri Ketua Gerakan Penyelamat Rawas Ilir (GPRI)