Kabarkite.com-Empatlawang (27/6), KENAIKAN harga bahan bakar minyak (BBM), yang diberlakukan sejak Sabtu lalu, tak diimbangi dengan harga biji kopi. Saat ini, harga kopi di pasaran menurun drastis dan menyulitkan petani. Kondisi ini membuat petani kopi mengeluh, karena hasil dari panen kopi tak sebanding dengan kebutuhan sehari-hari. “Naiknya harga BBM maka biaya angkut biji kopi juga ikut mengalami kenaikan,” ujar seorang petani kopi, Eli kepada wartawan, kemarin.
Harga kopi saat ini hanya Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per kg. Sedangkan sebelumnya, mencapai Rp16.500 hingga Rp17.000 per kg. Turunnya harga biji kopi ini, membuat petani terpaksa menyimpan hasil panen mereka. Namun, ada juga petani yang terpaksa menjual hasil panen meskipun harga turun tersebut untuk mencukupi kebutuhan mereka.
Ely yang sebetulnya petani kopi di Kecamatan Muara Pinang ini mengatakan, hasil panen kopi miliknya cukup banyak tahun ini. “Hasil panen saya tahun ini cukup banyak, jika dibandingkan tahun kemarin. Tapi, keuntungan yang saya dapat lebih kecil. Pasalnya, naiknya harga BBM membuat biaya angkut hasil panen juga naik,” ujarnya.
Jasa angkut kopi atau pemilik kendaraan pengangkut Kopi, Yandri (56) mengatakan, pihaknya sengaja menaikkan ongkos angkut. Pasalnya, saat ini harga BBM juga naik. Bahkan, mereka terkadang harus membeli BBM Rp 8 ribu di tingkat eceran. “Kami juga bisa rugi Pak jika ongkos angkut tidak kami naikkan, karena motor kami ini perlu bensin,” ujarnya.
Ismanto (54), salah satu agen kopi mengaku, penurunan harga kopi sudah terjadi sebelum naiknya harga BBM. Harga kopi saat ini yang paling bagus hanya Rp13 ribu per kilogram. Sedangkan untuk biji kopi kualitas sedang, hanya Rp12 ribu per kilogram.“Kami hanya mengikuti harga pasar. Jika harga pasar naik, kami ikut naik. Namun jika harga pasar turun, kami juga ikut turun,” jelasnya.(Tono)