
Kabarkite.com-Empatlawang (19/2), PEMBANGUNAN irigasi Lintang Kiri, tepatnya di Desa Sawah, Kecamatan Muara Pinang, Kabupaten Empatlawang, secara resmi dimulai, Senin (18/2) . Peresmian dan peletakan batu pertama dilakukan langsung oleh Gubernur Sumateraselatan Alex Noerdin, didampingi Bupati Empatlawang dan beberapa pejabat lainnya dari Provinsi dan Kabupaten Empatlawang.
Pembangunan irigasi di Lintang Kiri ini, seluas 3.037 hektar (ha) dan ditargetkan selesai pada 2015 mendatang, dengan biaya Rp 99.984.998.000,- dengan kontraktor Nindya Surya Joint Operation.
Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, dengan dibangunnya irigasi ini, maka Empatlawang dapat menjadi lumbung pangan di sumsel bahkan lumbung beras salah satu yang terbesar di Indonesia.
“Tahun lalu kita menyumbang 1,2juta ton, tahun ini 1,5 juta ton. Dari target Bapak Presiden 10 jt ton. Insya Allah kalau ini selesai, pencetakan sawah selesai, jaringan tersier dan sekunder selesai, maka bisa 5 ton per tahun, per hektar dikali 3037 bisa mencapai 15 juta ton. Barangkali untuk menyumbang cadangan beras nasional cukup dari Empat Lawang,” terang Alex.
Dipilih empatlawang untuk pembangunan irigasi, kata Alex, karena memiliki potensi yang jelas. Karena tidak semua daerah memiliki potensi seperti debit air, kountur tanah dan sebagainya.
“Masyarakat Empat Lawang boleh berbangga, karena bisa memiliki irigasi ini. Tidak semua daerah bisa dibangun irigasi yang baik seperti ini,” tukasnya.
Sedangkan Bupati Empat Lawang, H Budi Antoni Aljufri mengatakan, cukup haru dengan dimulainya pembangunan irigasi yang sudah lama dinantikan oleh masyarakat Empat Lawang ini.
“Terus terang saya ingin menangis karena terharu atas dimulainya pembangunan irigasi Lintang Kiri ini, karena sudah puluhan tahun rencana ini dan baru bisa dilaksanakan hari ini,” ungkap HBA, saat menyampaikan sambutannya.
HBA juga menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada berbagai pihak yang telah bekerjasama dan memberikan bantuannya kepada masyarakat Empat Lawang. Baik Pemerintah Pusat melalui Kementrian PU, Pemerintah Provinsi Sumsel dan berbagai pihak lainnya yang iktu mensukseskan rencana mulia tersebut.
“Jika tidak melalui kerja keras dari semua pihak, tentunya tidak akan terlaksana program untuk kesejahteraan masyarakat Empat Lawang ini. Atas nama pemerintah daerah, tentunya kami sangat berterima kasih kepada semua pihak,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Irigasi Rawa Kementrian PU, Eko Subekti mengatakan, kondisi persawahan khususnya di Kecamatan Muara Pinang dan Kecamatan Pendopo, Kabupaten Empat Lawang merupakan sawah tadah hujan dengan produksi padi rata-rata 2 ton perhektar dengan satu kali tanam dalam 1 tahun.
Dengan memanfaatkan air sungai Lintang Kiri yang debit andalannya rata-rata 6 m3 perdetik, maka mempunyai potensi yang besar untuk dibangun daerah irigasi Lintang Kiri seluas 3.037 hektar.
Dia mengungkapkan, dengan terbangunnya daerah irigasi Lintang Kiri, maka dapat meningkatkan produksi padi dari 2 ton perhektar menjadi 5 ton perhektar dengan intensitas tanam 200 persen sepanjang tahun.
“Kontruksi pembangunan irigasi ini akan dilaksnakan oleh pemerintah pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Pekerjaan Umum dengan sumber dana dari APBN melalui kontrak tahun jamak selama 3 tahun anggaran dari 2013 sampai 2015. Total kontrak sebesar Rp 99,9 miliar,” katanya.
Adapun lingkup pekerjaan pembangunan di Lintang Kiri, kata Eko, terdiri dari satu buah bendung dengan lebar 25meter, dilengkapi dengan pintu pengambilan dan pintu penguraas . Bangunan ini terletak di kabupaten Lahat tepatnya di desa Muara payang Kecamatan Muara Payang dan untuk jaringan utama.
Sementara saluran primer sepanjang 8,5 km, saluran sekunder. Sepanjang 25, 6 km, bangunan bagi sebanyak 23 buah serta bangunan pelengkap lainnya sebanyak 209 buah terletak di kabupaten Empat Lawang.
“Sedangkan untuk pembangunan jaringaan tersier direncanakan akan dilaksnbakan pada 2015 sampai dengan 2016,” ucapnya.
Eko menerangkan, pembebasan lahan untuk lokasi bendung dan sebagian saluran primer yang berada di Lahat seluas 7,5 hektar oleh pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah kabupaten Lahat, dan sebagian tahap awal seluas 4 hektar saat ini dalam proses pembayaran.
Sedangkan untuk saluran primer dan skunder , sambungnya, serta bangunan lainnya seluas 38,25 hektar, yang telah di bebaskan pemkab Empatlawang seluas 11 hektar (saluran primer), sisanya saluran skunder seluas 27,25 hektar masih dalam proses investarisasi.
“Ditargetkan oktober selesai proses pembayara,” tuturnya.(Tono)