Jangan Hapus..!Lapangan Merdeka itu Situs Cerita Hidup Kami

by -561 Views

subkossKabarkite.com-Lubuklinggau (1/8), RENCANA Pemerintahan Kota Lubuklinggau untuk mengabungkan keberadaan tempat bersejarah yang dianggap sebagai situs serta icon daerah  ditanggapi beragam oleh tokoh dan kalangan masyarakat. Pengabungan tersebut dikabarkan telah dianggarakan pada APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) diperkirakan mencapai puluhan milyar. Dan  dalam waktu dekat akan segera direalisasikan.

Keinginan pemerintah tersebut dianggap para tokoh masyarakat dan pemuda sebuah langkah yang mesti dikaji ulang. Mereka beranggapan bahwa dangan pengabungan area lapangan Merdeka (Lapmer) dengan Masjid Agung adalah sebuah tindakan Ahistori (penghapusan sejarah) terhadap keberadaan Kota serta semangat perjuangan para pendiri Republik dan pejuang kemerdekaan di daerah yang katanya kota barang dan jasa.

Tokoh Pemuda kelurahan Pasar Pemiri Ujang (45) dan M.Alwi (42) pendiri NGO Gema Silampari warga kelurahan Lubuktanjung kecamatan Barat 1 berpendapat keinginan walikota Lubuklinggau, SN Prna Putra Sohe untuk mengabungkan lokasi situs bersejarah Lapmer adalah sebuah tindakan yang mesti dikritisi secara bersama. Ia berharap pemerintah kota Lubuklinggau dapat berlaku bijak,Lapmer dan mengkaji lebih jauh lagi hal tersebut. Ia beralasan dikarenakan lokasi tersebut merupakan bagian dari sejarah denyut nadi serta eksitensi keberadaan kota Lubuklinggau itu sendiri. Selain itu kondisi lapmer tersebut telah juga menjadi icon kebanggan dan cerita romatisme semua kalangan masyarakat di daerah tersebut. Dan bila di hilangkan akan membuat ketimpangan sejarah daerah sebiduk semare tersebut.

” Keinginan Pemerintahan Kota Lubuklinggau untuk menyatukan Lapmer dengan Masjid Agung adalah bagian dari pembangunan dan itu adalah hak pemerintah daerah. Namun menurut saya alangkah baiknya dana puluhan milyar untuk penyatuan Lapmer dengan halaman Masjid Agung ini dikaji ulang. Karena menurut saya Lapmer adalah Sebuah Situs sejarah sosial dan saksi bisu dari kemajuan serta perkembangan daerah. Cerita dan keberadaan Lapmer sudah menjadi bagian cerita untuk semua masyarakat Kota Lubuklinggau, tanpa terkecuali termasuk Bapak Walikota Lubuklinggau kita, Nanan. Bahkan posisi situs sosial Lapmer tersebut berada tepat didepan kediaman almarhum orang tuanya bapak walikota sendiri. Alangkah Indahnya jika kita menjaga sejarah yang ada, dan saya amat berharap Walikota memahami tentang harapan masyarakat ini. Sebab diluar kota pun setiap warga asal Lubuklinggau selalu menjadikan Lapmer sebagai bagian cerita hidup mereka, ” Papar Ujang berharap diamini rekannya (31/7).

Lain pula menurut mantan aktivis Pencinta Alam yang sekarang menjabat Sekretaris Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Lubuklinggau, Erwan Kailani. Pendapat beliau tak beda jauh dengan tokoh-tokoh lainnya yang meminta pemerintahan Kota Lubuklinggau untuk berbaik hati membatalkan rencanatersebut, sebab sepengetahuan ia Lapmer dan Museum Subkoss Garuda Sriwijaya merupakan bagian tak terpisahkan. Serta Memiliki nilai historis yang patriotik dan cukup membanggakan. Situs dan nilai sejarah kedua asset daerah tersebut tidak bisa diukur dengan nilai rupiah sekalipun. Karena dijelaskan Erwan, tidak semua daerah diwilayah di Indonesia, yang bisa memiliki sejarah bernilai  dengan nuansa religi, geografis atau bahkan perjuangan disatu hamparan.

Masih kata Erwan, Museum subkoss Garuda Sriwijaya dan Lapmer merupakan situs bersejarah yang amat bernilai Sebagai Negara yang pernah berjuang merebut kemerdekaan saat di jajah oleh Negara lain, Indonesia memiliki beberapa objek wisata yang menyimpan sejarah perjuangan pada masa lalu untuk diwariskan kisah perjuangannya pada generasi muda salah satunya adalah Lapmer dan Subkoss Garuda Sriwijaya.

” Seharusnya kita patut bangga karena para leluhur didaerah kita serta para pejuang kemerdekaan menjadikan area Lapmer dan Subkoss Garuda Sriwijaya sebagai markas besar mereka dalam melawan penjajah atas negara ini. Lalu kebanggan itu harusla mestinya diketahui oleh semua generasi diderah ini hingga kapanpun dari generasi ke generasi, bahwa pusat komando perlawan perjuangan melawan penjajah Se-Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) adalah Kota kesayangan kita Lubuklinggau dimana situsnya adalah Lapmer dan Subkoss Garuda Sriwijaya. Bukankah sebuah keanehan..!, bila Lapmer dihapus digabungkan dengan Masjid Agung, lalu dipisah-pisahkan dengan sejarah Subkoss. Saya hanya bisa berharap Bapak Walikota kita, yang juga mantan tokoh pergerakan pada masa mudanya dapat mengerti tentang begitu pentingnya keberadaan Lapmer sebagai Situs sejarah daerah ini serta objek wisata keluarga yang dibanggakan warganya dimanapun berada. Bahkan saya sendiri memiliki cerita yang terus melekat dicerita hidup saya dengan berbagai moment tentang cerita kecil saya dan keabadian Lapmer.  Kita amat yakin Walikota amat bijak dan merupakan contoh bagi semua angkatan muda di Lubuklinggau. Dan beliau selalu berpesan untuk tidak lupa akan sejarah. Semoga saja Lapmer tetap ada makin cantik dan indah seperti sejarah kota ini sendiri, ” Urai Bapak dua anak ini.

Ditambahkannya, Lapmer bisa menjadi sebuah objek wisata keluarga yang akan ramai di kunjungi semua kalangan dari seluruh penjuru daerah asalkan di jadikan objek situs daerah yang nyaman dan menarik.

” Dan daripada menghabiskan dana untuk pengabungan dan penghilangan sebagian sejarah Kota Lubuklinggau, alangkah baiknya pemerintah menganggarkan biaya tersebut untuk menata Keindahan dan kenyamaan Lapmer menjadi sebuah icon terkenal daerah yang penuh dengan fasilitas. Hal itu tentunya akan membuat sejarah daerah lestari.” Pungkasnya. (Saman)