Kedelai melambung, Produsen Tempe Rugi

by -507 Views
by

kedelaiKabarkite.com-Empatlawang (11/9),KENAIKAN harga kacang kedelai merambah hingga ke kabupaten Empat Lawang. Ini pun membuat sejumlah produsen tempe dan tahu merugi, karena modal dikeluarkan untuk memproduksi makanan pokok itu lebih besar.

Dua pekan terakhir, harga kedelai tembus Rp 10 ribu perkilogram, naik sekitar Rp 4000 dari harga awal sekitar Rp 6000 perkilogram. Kendati demikian, produsen tempe dan tahu tidak bisa mengurangi komposisi dan harga jual di pasaran.

“Kita pasrah merugi, dari modal awal saja kita sudah harus menambah sekitar Rp 4000 perkilogram. Kita tidak bisa berbuat banyak, karena tuntutan pasar harus tetap dipenuhi sesuai komposisi dan harga semula,” ungkap salah satu produsen tempe di Tebing Tinggi, David, kemarin.

Menurut David, usaha tempe miliknya sudah bergerak sejak puluhan tahun lalu. Belum pernah pernah separah ini kenaikan harga kedelai meningkat tajam. Dalam satu hari, dirinya memproduksi tempe kisaran 50 kilogram, hasil didapat hanya 100 potong ukuran satu meter. Atau jika dibandingkan dengan modal keuntungan tidak mencapai sebagian harga beli kedelai. Nah, dengan kenaikan harga kedelai menjadi Rp 10 ribu perkilogram, dirinya kembali menambah modal sekitar Rp 200 ribu perhari.

Kondisi ini tentu sangat menyulitkan, khawatir jika ada produk gagal pasar kerugian semakin meningkat.

“Untung saja langganan kita tetap, seperti rumah makan dan sejumlah pengecer tempe di pasar. Karena itu, kita tetap menjaga kepercayaan kepada para pelanggan karena sewaktu-waktu nanti harga kedelai kembali normal langganan lama masih tetap ada, jangan sampai ketika kedelai murah nanti langganan sudah berpindah ke orang lain,” katanya.

Selain itu juga, meskipun harga kacang kedelai naik, dirinya tetap memproduksi seperti biasa dengan ukuran yang telah dijual dipasaran, karena dikhawatirkan kalaupun di perkecil pelanggan tidak mau membelinya.

“Dengan bentuk yang tetap tempe masih diproduksi dengan harga yang tetap sama. Namun saya berharap agar harga kedelai jangan terlalu lama seperti ini, bisa-bisa roboh usaha saya,” keluh David dan berharap, agar ada solusi yang diberikan oleh pemerintah daerah sehingga seluruh pengusaha tempe tidak kesulitan lagi.

“Di Tebing Tinggi ini ada empat usaha pembuat tempe dan memiliki karyawan cukup banyak, paling tidaklah dengan adanya bantuan pemerintah sudah banyak menolong masyarakat membutuhkan pekerjaan”lanjutnya.

David mengulas, beberapa tahun sebelumnya pemerintah Kabupaten Empat Lawang sedikit memperhatikan para produsen tempe dan tahu. Seperti adanya subsidi harga kedelai sekitar Rp 1000 perkilogram, bahkan harapan bantuan modal dan peralatan. Namun, ya sekarang tidak ada lagi, sepertinya pemerintah tidak begitu perhatian lagi. Pengajuan mesin ke Disperindag Kop UKM hingga sekarang tidak ada realiasasinya.(Tono)