Kepentingan Pilgub Jangan Korbankan Pejabat Kecil

Uncategorized278 Views

dipecatKabarkite.com-Lubuklinggau (7/2), TINGGINYA intensitas sosialisasi sejumlah bakal calon gubernur Sumateraselatan disejumlah daerah, mendorong tingginya tarik menarik kepentingan hingga terkadang terkesan mengorbankan sejumlah pejabat kecil seperti Camat hingga Lurah yang memiliki tanggung jawab atas wilayahnya yang dijadikan area sosialisasi salah satu bakal calon gubernur. Seperti kejadian di Kabupaten Musirawas, Lahat, OKU Selatan, OKI dan daerah-daerah lainnya yang tiba-tiba terjadi mutasi atau pergeseran jabatan, usai terlaksananya sosialisasi bakal calon Gubernur tertentu.

Ketua Harian Front Perlawanan Rakyat (FPR) Andri Novanto mengatakan Pertarungan politik memperebutkan kursi Gubernur Sumateraselatan kali ini amat tinggi konstelasinya, bahkan tak kurang-kurang suka atau tidak, diakui atau tidak sudah banyak memakan korban baik itu Camat yang mesti memberi izin tempat sosialisasi, hingga Lurah yang lebih dekat dengan lokasi sosialisasi.

” Masyarakat dapat melihat sendiri seorang Camat atau Lurah yang daerahnya dijadikan tempat sosialisasi oleh bakal Calon Gubernur dengan berskala massa besar seperti silaturahmi atau diskusi publik, setelah acara selesai tidak beberapa lama dengan hitungan minggu pasti terjadi pergantian dengan alasan penyegaran. Tapi kita semua tau, bahwa itu ada tarik menariknya dengan kepentingan dan loyalitas pejabat. jika mereka tak patuh dengan memberikan izin pengunaan tempat kepada bakal calon Gubernur lain, dianggap tidak loyalis dan perlu disingkirkan. Ini amat mengerikan, ” Paparnya kamis (7/2).

Ditambahkanya, saat ini yang terlihat oleh dirinya setiap kandidat yang ada saat ini telah berusaha menarik simpati masyarakat, dengan berbagai alasan agar dapat meningkatkan elektabilitas mereka guna meraup mata pilih pada 6 Juni mendatang. Namun ia berharap seluruh kandidat dapat bertarung secara adil, fear dan ilmiah. Ia menyayangkan adanya tindakan saling menjatuhkan sesama bakal calon Gubernur setiap kesempatan yang ada.

Namun ia menyayangkan, dari sejumlah pergolakan menuju Sumsel satu itu, sejumlah kandidat yang saat ini muncul kepermukaan tidak ada satupun yang dapat menjelaskan secara rinci, detail dan ilmiah program serta visi misinya kepada konstituens mereka. Bahkan belum ada satu kandidat pun yang berani berbicara Modal dan teknologi untuk kaum Tani, dan tidak ada satu kandidat-pun yang berbicara tentang kenaikan upah buruh sebelum di desak oleh petani dan buruh.

” Kita berharap, politik hitam yang selama ini digunakan semasa orde baru tidak digunakan, apalagi cara-cara kerdil yang menjatuhkan lawan dengan permasalahan privasinya. Semestinya perdebatan, masalah program, dan menonjolkan keberhasilan program mereka adalah jalur ilmiah yang mesti di lakukan untuk memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Bukan dengan mengajarkan mereka untuk saling pecat, atau saling buka aib kecuali tindakan korupsi. Namun amat naif jika dimasa sosialisasi saat ini hal itu baru diangkat ke permukaan, seolah-olah mengunakan perangkat negara semacam KPK atau kepolisian untuk menjadi timses mereka. Dan perlu diingat, rakyat akan mengunakan caranya sendiri, bila tidak diakomodir keinginan mereka untuk tau dan mengerti program yang ditawarkan bakal calon Gubernur. Memilih Golput atau wani piro menjadi pilihan frustasi masyarakat kala gamang mencari bakal calon gubernur yang ideal menurut mereka, ” Terangnya.

Sebelumnya,ketua Tim Sukses Pemenangan Ridwan Mukti (RM), Reiza mengatakan, penjegalan yang diterima pihaknya di Kabupaten Lahat merupakan preseden buruk dalam demokrasi era sekarang. Karena masih dalam tahapan sosialisasi sudah dilakukan intervensi dan itu melibatkan aparat pemerintahan daerah setempat.

“Kita inginkan proses demokrasi yang fair tidak melakukan intervensi dan masyarakat bisa menilai siapa pemimpin yang benar-benar untuk rakyat,”jelas dia (4/2). (Lynggo)

Comment