Komnas HAM Masih Teliti Pemicu Konflik

by -438 Views
by

*Pemekaran Kehendak Masyarakat

Kabarkite.com-Musirawas (3/5),HINGGA hari ini Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) masih menelaah dan meneliti pemicu bentrok antara masyarakat dan aparat Kepolisian yang menewaskan empat warga dan belasan luka-luka beberapa waktu lalu. Namun berdasarkan data awal pemicu konflik adanya ekspetasi yang tinggiu dari masyarakat Muratara untuk memekarkan diri.

Sub Kordinator Komnas HAM Pemantauan, Natalius Piqai, usai bertemu dengan anggota DPRD Mura, menjelaskan bahwa Komnas HAM sudah bertemu dengan Kapolsek, Kapolres, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dan anggota DPRD Mura. Pertemuan itu dalam rangka mendengarkan pandangan mereka terkait pemekaran dan bentrok antara masyarakat dengan aparat Kepolisian. Pertemuan dengan Kepolisian di khususkan mendengarkan tindak lanjut penyelidikan pasca bentrok yang menyebabkan empat warga meningga, belasan luka-luka dan 13 anggota Kepolisian yang luka-luka.

Masih menurutnya, walaupun sudah mendengar pandangan Polisi, Pemerintah Daerah dan DPRD Mura, mereka belum bisa menyimpulkan penyebab bentrok. Karena sementara masih mengumpulkan data-data awal. “Kita belum bisa menyimpulkan masih mengumpulkan data-data awal,”tegasnya.

Namun untuk kesimpulan awal penyebab bentrok antara masyarakat dengan aparat Kepolisian adanya ekspestasi tinggi dari masyarakat untuk memekarkan diri menjadi Kabupaten baru.

Bagaimana mengenai persyaratan pemekaran? Natalius menjelaskan berdasarkan keterangan yang didapat persyaratan untuk pemekaran sudah terpenuhi semua. Hanya saja proses itu terhambat di masalah tapal batas. Karena itu mereka (Pansus) menyampaikan proses pemekaran persyaratan sudah dilakukan dan sudah diserahkan ke Ke mendagri.

Artinya, berdasarkan kesimpulan pembentukan DOB harus dari Pemda induk. Hal ini sesuai dengan amanat undang-Undang. Nah kalau sudah sekarang tinggal Pemerintah Pusat melalui Kemendagri memverifikasi. Disinggung masalah korban, ia belum mau banyak komentar, karena belum bisa disimpulkan.

Tapi kalau pelaku penembakan terlatih, yang kita lihat apakah protap terpenuhi. ” Kalau berdasarkan protap kita cek kelapangan. Nanti hasil proses dilapangan,”Jelasnya.

Kalau hasilnya setelah pulang ke Jakarta. Karena masih akan diteliti di Jakarta. ” Kami temukan selonsong peluru. Kemudian nama-nama ada perbedaan antara kepolisian dan masyarakat,”jelasnya.

Berapa lama waktunya? Natalius lagi-lagi belum bisa memastikan berapa lama. Tapi yang pasti secepatnya. “Kita lihat hasilnya setelah diteliti di Jakarta,”ungkapnya. (Rutan)