Foto : Pedagang Kaki Lima di Lapangan Merdeka, Kamis (26/12).
Kabarkite.com – Lubuklinggau (27/12), Lapangan Merdeka (lapmer) adalah sebuah alun-alun kota Lubuklinggau yang menjadi andalan dari ciri khas Bumi sebiduk semare itu,sebagai tempat serba guna bagi semua kalangan dikota tersebut. Dihari-hari besar peringatan kemerdekaan dan hari-hari istimewa lainnya lapmer adalah aset andalan untuk menyelenggarakan semua kegiatan yang dimaksud, tidak hanya itu lapangan yang terletak ditenga-tenga pusat kota itu juga diketahui sebagai salah satu bagian sejarah dari lahirnya kabupetan Musirawas serta terbentuknya daerah otonomi baru (DOB) yakni Kota Lubuklinggau yang kini sudah berumur 12 tahun.
Tidak hanya sebagai salah satu aset sejarah, di alun-alun kota itupun setiap harinya sejak sore hingga malam harinya puluhan pedagang kuliner dan semua bentuk permainan rekreasi murah meriah untuk anak-anakpun ada di lapangan yang tepat beradan didepan Musium sejarah kota setempat atau tepatnya berdampingan dengan Masjid agung terbesar didaerah yang terkenal sebagai sebuah kota perdagangan itu.
Bila selama ini hapir setiap beberapa bulan sekali baik itu pihak pemerintah,swasta dan organisasi LSM menggelar pameran atau bazar untuk ciptakan keramaian dan sebuah hiburan bagi masyarakat. kedepan hanyalah menjadi sebuah cerita serta sepenggal kenangan saja, Bahkan tidak mungkin tercipta lagi alun-alun dengan situasi dan kenyamanan seperti dulu sebagai tempat andalan nongkrongnya para pemuda untuk bersendah gurau dan tempat para pedagang serta penjual jasa permainan anak-anak untuk mengais rezeki.
Desember tahun ini berdirinya stan-stan Bazar yang berbaur dengan pedagang makanan dan semua penyedia jasa permainan balita seperti kereta-keretaan,komedi putar dan pemancingan ikan mas bagi kalangan anak-anak serta permainan lainnya dilapangan merdeka dengan jadwal terakhir hingga 31 desember atau malam pergantian tahun 2013 ke 2014 saja itu adalah kegiatan dan keramaian terakhir yang akan di raskan warga Kota Lubuklinggau.
Sebab kedepan pada anggaran 2014 sekitar kurang lebih sebesar Rp. 40 Milyar yang berasal dari APBD kota tersebut, akan digelontorkan untuk memperluas dan meperbesar halam serta bangunan masjid Agung dengan menggunakan lahan dari lapangan yang berdampingan dengan masjid terbesar didaerah itu, desas-desusnyapun bahwa kebijakan tersebut dilakukan pemerintah kota guna mewujudkan program untuk menciptakan kota Lubuklinggau menjadi kota yang Madani.
Tetapi tidak semua masyarakat dari kota tersebut menyetujui kebijakan itu,mengingat lapangan yang saat ini bakal jadi lahan perluasan masjid adalah salah satu aikon khas daerah yang dimiliki Lubuklinggau saat ini. Namun kekuasaan dan kewenangan yang dibuat pemerintah membuat masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa melihat dan sebatas bergerutu dengan celotehan saja.
Seperti yang diutarakan andi salah satu warga kota setempat, dengan kesehariannya mengais rezeki sebagai penyedia jasa penangkapan bibit ikan mas bagi anak-anak bertarif Rp.5000 sepuasnya itu. Mencetuskan bvahwa dirinya sangat kecewa atas tindakan pemkota yang menghilangkan sebuat aset bermanfaat bagi halayak banyak seperti lapmer, kedepan diapun bingung ingin berjualan kemana sebab tidak
“Ini hari terakhir saya dan rekan-rekan lain mengais rezeki di lapmer hingga malam pergantian tahun nanti, jujur saya sangat kecewa dengan sikap pemerintah yang sudah banyak menghilangkan aset sejarah yang diperjuangkan orang-orang sebelum mereka. Tugu adipura dihancurkan dan kini lapangan merdekapun akan dibuat tinggal kenangan lagi,” Cetusnya dengan lantang seraya melayani anak-anak untuk menangkap ikan di enam petak kolam papan mini Kamis malam (26/12).
Menurutnya, untuk apa pemerintah melakukan rehab dan mempermegah masjid agung hingga mengorbankan aset lain untuk meperluasnya. Yang ada saat ini sudah cukup megah dan dirasakan sudah sangat baik, jangan sampai anggaran yang ada malah terbuang percuma dan tidak bermanfaat saja.
“Maaf bukan saya sok munafik atau bagaimana, faktanya. Dengan kondisi masjid saat ini saja saf barisan depan saja tidak pernah penuh dan masjidpun tidak begitu ramai, kecuali hari jum’at ataupun solat hari raya saja. Tolong pikirkan pula nasib kami, saat ini seluruh pedagang disini bingung pak dimana kami akan berdagang,” Ucapnya.
Diungkapkannya,bahwa yang dirinya ketahui untuk anggaran masjid tahun depan mencapai Rp. 40 Milyaran, dengan anggaran sebesar itu baiknya pemerintah lebih memikirkan nasib masyarakatnya.mengenai langkah relokasi kelapangan bola kelurahan kayu arah,dirasa tidak akan efektip sebab masyarakat untuk datang kesana takut,sebab tempat tersebut menurut sebagian warga tempat baru itu terlalu sepi dan lingkungannyapun kurang menjamin keamanan dan kenyamanan warga lain bila harus kesana. ” Sebagai rakyat jelata saya minta pemkot untuk memikirkan ulang langkah mereka untuk memperluar dan membuat masjid agung untuk lebih wah lagi, sebab pekerjaan tidak akan cukup hanya sekedar satu atau dua tahun saja. Masjid yang lama saja empat tahun di kerjakan baru selesai, bila memang mau menempatkan kami di tempat baru tolong tempatkan kami ditempat yang layak,”pintanya.(Rutan)