Kabarkite.com-Opini (26/4),BAGAIMANAPUN negeri-negeri imperialis tidak akan pernah melepaskan kekuasaan kepada negeri-negeri yang kaya akan sumber daya alam.
Mereka akan berusaha sedemikian rupa untuk mempengaruhi kekuatan-kekuatan politik di dalam negeri membuat aturan-aturan yang melindungi kepentingan mereka.
Dan itu sudah terbukti, dimulai dengan amandemen UUD 1945 yang tidak mengindahkan semangat peri Kebangsaan, peri Kemanusiaan, Kerakyatan, Keadilan Sosial dan Ketuhanan, lahirlah UU yang hanya menjaga kepentingan kaum imperialis tersebut, serta menyingkirkan kehidupan bangsa Indonesia dari tanah airnya sendiri.
Dalam hegemoni kekuasaan imperialis, mayoritas masyarakat akan kehilangan jati diri, kehilangan identitas kebangsaan, terpecah belah dan menjadi masyarakat yang terbelakang, tanpa martabat.
Di saat semua lini kehidupan bangsa sudah dikuasai sepenuhnya oleh kekuatan imperialis ini, maka dibutuhkan satu kekuatan yang terpimpin, terorganisir, untuk memimpin perjuangan merebut kekuasaan.
Untuk apa kekuasaan itu?
Untuk membalikkan keadaan bangsa dan negara, dari bangsa yang jatuh terpuruk, bangkit kembali menjadi bangsa yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi dan berkepribadian dalam budaya.
Dengan semangat gotong royong, menempatkan Pancasila, sebagai filosofi, jiwa serta dasar dalam berbangsa dan bernegara.
Itulah tugas utama Partai Politik, memimpin pembebasan nasional, merebut kekuasaan, untuk membangun masyarakat adil makmur.
Agar Partai Politik mampu mengemban tugas-tugas itu, haruslah memiliki kekuatan, mendidik kader dengan kursus-kursus idiologi dan politik.
Agar kader-kader tersebut memahami sejarah bangsa, persoalan bangsa dan sanggup berjuang untuk mengatasai persoalan-persoalan bangsa tersebut dengan melakukan gerakan-gerakan bersama rakyat.(Lynggo)
* Penulis : Agus Jabo Priyono (Ketua PRD)