Kabarkite.com-Musirawas (4/6),PERJUANGAN masyarakat tujuh Kecamatan yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Musi Rawas untuk membentuk daerah otonomi baru (DOB) yakni Musirawas Utara (Muratara) selama 72 tahun untuk memisahkan diri jadi kabupaten sendiri akhirnya dengan penantian panjang itu kini terbayarlah sudah dengan terwujudnya kabupaten yang di idam-idamkan masyarakat daerah itu.
Kemarin, usai rapat Paripurna Komisi II DPR-RI dengan Pemerintah yang dihadiri Kemendagri,Kemenkum HAM, Staf Dirjen Otda, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi, langsung mengucapkan selamat kepada Pemerintah Kabupaten Mura dan Presidium Muratara atas terbentuknya DOB Muratara.
Ketua Presidium Muratara, Muhammad Ibrahim,menyebutkan dan mengakui bahwa memang Mendagri sudah mengucapkan selamat atas DOB Muratara. Itu menandakan bahwa Muratara benar-benar sudah disahkan untuk menjadi daerah otonom baru.
Ditambahkannya, kemarin (4/6) rapat kerja Komisi II DPR-RI dilaksanakan dibuka sekitar pukul 11.00 WIB. Rapat kata Ibrahim dimulai dengan pembacaan surat keputusan yang disampaikan masing-masing fraksi. Dari Fraksi Partai Demokrat,Fraksi Golkar, PDI Perjuangan, Fraksi PKS, Fraksi PAN, Fraksi PPP, Fraksi PKB, Fraksi Gerindra serta Fraksi Partai Hanura, menyetujui Muratara untuk menjadi DOB pada Selasa (11/6) atau Selasa (18/6).
Pemerintah pusat juga melalui Mendagri menyetujui Muratara menjadi Kabupaten baru. Pihaknya saat ini (sekarang,Red) masih menunggu Banmus untuk menetapkan paripurna pengesahan Undang-Undang.pada kesempatan itu juga Mendagri mengatakan untuk pengambilan Keputusan TK I dan pembahasan Muratara memerlukan waktu setahun dan Mendagri siap melakukan proses pengambilan keputusan TK II, serta mengucapkan selamat kepada DOB Muratara.
Bupati Musi Rawas, Ridwan Mukti, melalui Asisten I Tata Pemerintahan, Ali Sadikin, sangat mendukung terbentuknya Muratara. Apalagi saat ini Mendagri sudah mengucapkan selamat. Tentunya Pemerintah Kabupaten Musi Rawas menyambut baik kelahiran Muratara dan akan mempersiapkan segala sesuatunya.
“Jelas cara-cara menyambut kelahiran Muratara tentunya, sesuai dengan prosedur dan perundang-undangan yang berlaku,”Kata Ali.
Sementara itu Ketua Pemuda Peduli Rawas Ilir (PPRI) Menyikapi hal menyatakan bahwa Artinya 11.800 Hektar Wilayah kecamatan Rawas Ilir Resmi Masuk Muba, 9000 Hektar Segmen Dusun V dan VI, dan 2.800 Hektar Segmen Suban IV sesuai dengan Kesepatan Tapal Batas Baru yang di putusan oleh Alex Noerdin Gubernur Sumsel.
Dirinya menilai hal ini,sungguh sangat Ironi,tetapi dia tetap memberikan Selamat Kepada Elit-elit untuk merebut kekuasan Muratara, Suatu saat Penolakan Pelepasan Wilayah serat sumber daya alam (SDA) dan Hak Ulayat kecamatan Rawas Ilir akan menjadi catatan kebenaran bahwa itu kesalahan terbesar dalam perjalanan sejarah Muratara.
“Apa mungkin masyarakat sejahtera, jika suatu Pemda tidak Mempunyai PAD yang mumpuni. Apakah mungkin wilayah itu masuk ke Rawas Ilir kembali yang telah di propaganda oleh Sarkowi Cs,” Ucapnya penuh tanda tanya.
Siapa yang bertanggung jawab akan pelepasan ribuan hektar lahan hak ulayat masyarakat tersebut, Lanjutnya, Akankah masyarakat juga yang menjadi tumbal perembutan kembali, setelah di serahkan? Jika benar itu mau di ambil kembali. Apakah mungkin Pemkab Muba mau menyerah begitu saja.
“Kita tahu bahwa sesunggunya konflik Muratara berdarah adalah sebagai korban benturan Politik, dan perebutan Sumber Ekonomi oleh elit, bukan Murni sebuah perjuangan keinginan atas dasar kesadaran kolektif.Kami berharap dan menghimbau pada masyarakat perbatasan untuk menahan diri atas penetapan tapal batas baru, jangan kita mau di jadikan tumbal perebutan kekuasaan,” Himbaunya.
Ditambhaknnya, bahwa masyarakat harus Secara intelektual, bermoral, bermartabat, dan patuh akan norma-norma hukum menyikapi hal itu. aspirasi telah disampaikan bahwa keputusan Gubernur tentang Tapal Batas Mura- Muba merugikan Rawas Ilir.
“Tetapi itu semua di abaikan oleh komponen pemerintah dengan keberpihakan mereka pada kelompok bringas,provokatif dan fitna yang di topang kekuasaan sedang berkuasa saat ini dengan menyebar provokasi Bahwa Rawas Ilir Menghambat Muratara,namun tidak usah kita tanggapi soal provokasi itu yang jelas saya meyakini kebenaran akan mencari jalannya sendiri, tinggal menunggu persoalan waktu saja,” Pungkas Abdul Aziz.(RuTan)