Muzakir Enggan Berkomentar Banyak, PTBA Asset Vital Nasional

Uncategorized396 Views

image

Foto : PTBA.co.id

“Riskan dan Tak Mudah Menutup Penambangan Atas Dapur.

Kabarkite.com-Muaraenim (29/10), Terkait adanya keluhan masyarakat dan rekomendasi DPRD Muaraenim untuk menutup penambangan batubara atas dapur milik PT Bukit Asam (PTBA) Persero, di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul. Bupati Muaraenim  Ir H Muzakir Sai Sohar atau Cakuk, enggan berkomentar banyak terhadap masalah ini.

“Bicara PTBA menyangkut kepentingan negara dan masyarakat, secara komprehensif untuk menghentikan akan berdampak luas, bila dihentikan akan berdampak terhadap tenaga kerja yang ada di PTBA,” kata Muzakir, yang sudah menyempatkan meninjau lokasi tersebut, Selasa (28/10) di Muaraenim.

Diungkapkannya, bahwa bila berbicara rekomendasi penutupan kawasan tambang Atas Dapur tentunya akan berdampak luas bagi semua elemen masyarakat di Tanjung Enim, tidak hanya berdampak pada PTBA yang menjadi aset usaha negara.

Menurutnya, tidak mudah menutup usaha pertambangan milik PTBA (wilayah atas dapur). Dikarenakan PTBA merupakan wilayah objek vital nasional sebagai BUMN yang dilindungi oleh negara, dan banyak pihak yang terkait dalam kelangsungan perusahaan tambang ini, seperti negara (pemerintah) dan DPR.

“Nanti coba kita panggil pihak PTBA untuk membicarakan hal ini agar tidak ada dampak buruknya,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Utama PTBA melalui Sekretaris Perusahaan Joko Pramono, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas perhatiannya kepada PTBA pada usaha yang ada di atas dapur, terkait etika dan estetika usaha.

“Dan perihal penambangan atas dapur menurut kami sudah melakukan sesuai proses dan ketentuan hukum yang berlaku, termasuk sudah adanya AMDAL, RKAB, izin syarat dan supervisi lingkungan baik dari Provinsi maupun Pusat, sehingga melegalkan kawasan itu,” ujaranya.

Dan sesuai peraturan daerah Pemkab Muaraenim kawasan ini nantinya secara bertahap akan dijadikan beberapa zona seperti zona penerima, pariwisata, pertanian, perikanan dan industri, setelah (pasca) penambangan yang akan dilakukan pada 2015.

Seperti diketahui beberapa waktu lalu adanya rekomendasi dari DPRD Muaraenim berdasarkan keluhan masyarakat Forum Tanjung Enim Menggugat,  yang mengeluhkan penambangan batubara atas dapur berada di dekat kota atau pemukiman masyarakat. Sehingga sangat terdampak dengan masyarakat umum,
Sementara seperti yang disampaikan oleh para petinggi PTBA dalam rapat dengar pendapat didepan Anggota DPRD Muaraenim bahwa dilokasi Atas dapur Paska penambangn akan dijadikan hutan kota dan sarana lainnya.

Namun pernyataan ini ternyata tak terbukti bahwa sudah beberapa kali penghijauan yang dilakukan oleh PTBA ternyata hanya isapan jempol saja Misalnya Hutan H Kalamudin Djinap yang terbengkalai dan jalur hijau di depan perumahan PLN desa Lingga Tanjung Enim, Lapangan bola saringan dan lainnya (Jazzi)

Comment