Foto : Ilustrasi padi rusak karena banjir
*Pemkab Belum Berikan Bantuan
Kabarkite.com-Empatlawang (22/1), Pasca bencana alam banjir yang merendam ratusan hektare sawah di Kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker), Kabupaten Empatlawang, Pemkab Empatlawang belum memberikan bantuan. Alasannya, karena pemerintah setempat belum memberikan laporan resmi.
Kepala Dinas Sosial, Ketenaga Kerjaan dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Empatlawang, Lukman Panggar Bessy ketika dikonfirmasi, Rabu (22/1) mengatakan, pihaknya telah mengetahui terjadinya musibah banjir yang menyapu areal persawahan di Desa Muarasindang dan beberapa desa sekitarnya, Selasa (21/1) lalu. Hanya saja, pihaknya belum bisa memberikan bantuan tanggap darurat, karena hingga saat ini belum mendapat laporan resmi dari pemerintah desa atau pemerintah setempat.
“Kami ini bagian pedapuran saja, kalau orang sudah makan kami yang bepenyap (berberes). Lagian pula, kami belum mendapat laporan secara tertulis data kerugian dan banyaknya warga yang menderita kerugian akibat banjir tersebut,” ungkapnya.
Dikatakannya, semestinya bencanaa alam ini belum bisa melibatkan pihaknya (Dinsosnakertrans,red), karena yang lebih berwenang adalah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagai instansi terkait yang mesti pertama terjun ke lokasi.
“Itulah tadi, kami belum bisa dilibatkan, ya itu kan tidak ada korban jiwa ataupun rumah warga yang terseret, melainkan hanya sawah yang terendam. Untuk saat ini, kita tunggu dulu lah laporan resmi dari pemerintah setempat,” cetusnya.
Kades Muarasindang, Jhon mengatakan, meluapnya sungai Air Keruh menyebabkan ratusan hektare sawah terendam banjir. Akibat banjir air dengan ketinggian mencapai satu meter ini, tanaman padi yang sebagian besar berumur 1,5 bulan dipastikan rusak dan dipastikan gagal panen. Pihaknya kembali turun ke lokasi setelah air surut. Didapati kondisi tanaman banyak tertimbun tanah bercampur sampah, serta terseret ait, sehingga sawah hanya menyisakan beberapa rumpun padi saja.
“Banyak yang terseret saat banjir, selain itu tertimbun tanah sehingga tinggallah sampah dan beberapa rumpun padi saja. Dengan demikian dipastikan padi akan gagal panen,” ujarnya.
Dikatakannya, selain meluap besarnya air Sungai Keruh yang masuk ke areal persawahan, karena pematang penahan arus sungai jebol. Karenanya, diharapkan pemerintah membangun tembok penahan, agar air tidak masuk ke areal persawahan.
“Setidaknya yang darurat dibangun tembok pematang yang jebol sepanjang 20 meter. Karena bila tidak dibangun tembok, bila air kembali pasang maka akan mudah masuk dan merendam areal persawahan milik para petani,” harapnya.(Tono)