Pembalakan Hutan jadi Penyebab Banjir di Paiker

by -761 Views
by

image

Foto : Petani Paiker di Lahan Sawahnya yang diterjang banjir, Selasa (21/1).

Kabarkite.com-Empatlawang (22/1), Masyarakat Pasemah Air Keruh angkat bicara mengenai keganasan Sungai Air Keruh kecamatan Pasemah Air Keruh (Paiker), Kabupaten Empat Lawang, yang menyebabkan banjir dan merendam ratusan hektar sawah milik masyarakat Pasemah Air Keruh Empat Lawang.

Salah satu tokoh masyarakat Pasemah Air Keruh, Ismail menerangkan, faktor penyebab terjadinya banjir itu, salah satunya karena pemalakan hutan secara liar yang kerap terjadi beberapa tahun terakhir. Ini mengakibatkan Sungai Air Keruh menjadi ganas dan semakin tak terhindari lagi. Bahkan ironinya kerap tiap tahun dikala musim hujan tiba, maka banjir pun sudah makanan biasa setiap tahunnya.

“Semestinya pemerintah Empat Lawang mengakomodir kepentingan masyarakat Pasemah Air Keruh, dengan melakukan normalisasi sungai air keruh. Dan wajib melakukan penertiban perambahan hutan yang dilakukan secara liar yang semakin luas belakangan ini,” kata Ismail.

Makanya, sambung Ismail, tak bisa dielak lagi apabila terjadi hujan yang cukup lebat dan lama juga dikarenakan aliran sungai yang sudah sangat dangkal. Nah pendangkalan sungai ini terjadi karena hanyutnya material berupa lumpur akibat erosi hutan di hulu sungai yang gundul akibat perambahan hutan secara liar tadi.
“Jadi ya secara objektif, berawal dari pemalakan hutan secara liar itu menyebabkan kesengsaraan masyarakat berkepanjangan,” imbuhnya.

Selanjutnya menerangkan, kondisi desa Padang Gelai juga di desa Muara Rungga dan Padang Bindu saat terjadinya banjir Selasa (21/1) yang terendam mencapai lima puluhan rumah. Dengan ketinggian air dari 50 cm hingga 100 cm. Bahkan badan jalan yang baru di aspal juga ikut terendam. Sehingga ada bagin badan jalan yang rusak diterjang dahsyatnya air banjir meluap dari sungai air keruh itu.
“Ternak-ternak penduduk berupa ayam, bebek, dan kambing ada juga yang hanyut terseret air. Sawah milik masyarakat pun terancam gagal panen,” tegasnya seraya berharap hal ini harus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah Empat Lawang. Agar kedepannya takkan terulang lagi dengan kejadian itu setidaknya meminimalisir.

Pendapat sebaliknya dilontarkan Indra Farazak, anggota DPRD Empat Lawang dapil Pasemah Air Keruh. Ia memastikan tidak ada istilah pebamalakan yang terjadi di Paiker. Hanya saja, memang sebagian besar penduduk Pasemah Air Keruh berpenghasilan kebun dan bertani. Bisa jadi ada yang tengah membuka lahan kebun maksudnya. Namun ia tak bisa mempungkiri bahwa banjir hampir setiap tahun terjadi di Pasemah Air Keruh (Paiker), karena terjadinya pendangkalan Sungai. Apalagi yang terjadi Selasa (21/1) sedari Subuh hingga sore hari hujan lebat tak terhindarkan lagi banjir. Jadi perlu dilakukan pengerukan kembali disepanjang bantaran sungai dan dibuat bronjong agar pinggran sungai lebih kuat menopang air.
“Ya istilahnya normalisasi sungai, karena memang sungai Air Keruh sudah dangkal,” kata Indra.

Mengenai normalisasi sungai, ini juga disampaikan Camat Paiker Irtansi. Menurutnya, warga sangat berharap kepada pemerintah Empat Lawang untuk dibuat bronjong disepanjang pinggiran Sungai Air Keruh.
“Ya betul, warga minta normalisasi sungai. Juga minta buatkan bronjong,”imbuhnya.
  
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan, Perkebunan, Pertambangan, dan Energi (Dishutbuntamben) Empat Lawang Susyanto Tunut menjelaskan, tak mempungkiri bahwa di Paiker memang ada pembalakan hutan. Namun sayangnya hal ini memang sulit untuk dipantau secara keseluruhan. Karena petugas yang ada untuk menjaga hutan tak sebanding dengan jumlah wilayah yang di jaga.
“Kenyataannya memang seperti itu, ada terjadi pemalakan hutan. Makanya warga harus bisa membantu pemerintah untuk menanggulanginya. Apabila mendapati pihak yang melakukan pembalakan hutan ya dilaporkan kepada pemerintah melalui Dishutbuntamben. Dan juga bersama-sama menjaga keamanan hutan demi kelangsungan hidup warga Empat Lawang terutama warga Paiker,” ujar Susyanto Tunut.
 
Secara terpisah, kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Empat Lawang Hasbullah mengatakan, sedikitnya enam desa yang terjadi dampak dari Banjir Paiker. Yakni desa Muara Sindang, Muara Rungga, Padang Gelai, Talang Randai, Padang Bindu, Lawang Agung. Sejauh ini yang terpantau pihaknya di Lawang Agung berupa rusaknya Plat Dekker.
“Banjir mulai terjadi sekitar pukul 5 sore (21/1) dan puncaknya jam 18/30 wib. Kita menurunkan tim reaksi cepat (TRC) Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB) kecamatan Ulu Musi.
               
Disampaikan Hasbullah, pihaknya me stand by kan petugas BPBD dan TRC di setiap UPTB se Empat Lawang ini dibagi empat zona. Zona pertama posko induk Tebing Tinggi. Kemudian zona II Pendopo, Pendopo Barat, dan Talang Padang. Ketiga Muara Pinang dan Lintang Kanan. Dan zona keempat Ulu Musi, Sikap Dalam, dan Pasemah Air Keruh.
               
“Jangan sungkan untuk melaporkan kejadian,” katanya singkat.(Tono)