Pilkada Linggau 2018 Arena Pertempuran Kepentingan Penguasa dan Pengusaha

Kabarkite.com, Opini (23/5) – Tinggal menghitung Bulan kontestasi Pilkada Kota lubuklinggau untuk melahirkan walikota dan wakil walikota periode 2018-2022.

Sementara itu aroma perseteruan mulai hingar bingar di dunia medsos dan media massa bahkan tak kalah ketinggalan bisik bisik tetangga maupun obrolan lepas masyarakat ditingkat elit hingga dilevel warung kopi, kalangan mahasiswa, ibu ibu rumah tangga maupun para pekerja seprofesi di kantor bahkan dipasar, mall dan dilapangan tempat mereka bersosialisasi tentang bakal kandidat yang akan ikut menyemplungkan diri pada arena merebut linggau 1 dan 2 baik kandidat incumbent yang akan melanjutkan pembangunan dan mantan kandidat periode sebelumnya yang akan menguji peruntungan pilkada 2018 ini bahkan tak sedikit para pendatang baru mulai bermunculan dan ini kabar gembira bahwa demokrasi disambut dengan gegap gempita dimana rakyat memiliki hak penuh utk menentukan siapa pemimpin yang layak untuk menjadi orang nomor 1 dan 2 dikota lubuklinggau periode 2018-2022.

Tak kalah penting untuk masuk wilayah wacana pemikiran dan pengaturan strategi yang tepat karena disinyalir kabupaten-kabupaten tetangga ikut berpartisipasi dimulai dari penguasa daerah hingga birokrat di berbagai level bahkan dikalangan pengusaha dan saudagar ikut melakukan pembentukan opini sesuai kapasitas masing masing.
Luar biasa….!!!!!!!

Perhatian penguasa dan pengusaha pada 4 daerah tetangga yg berdekatan akan mempengaruhi peta perpolitikan pilkada kota Lubuklinggau, seperti kabupaten Muratara, kabupaten Musi Rawas, kabupaten empat lawang dan kabupaten Rejang Lebong.

Karena tak dapat dipungkiri 4 kabupaten tersebut memiliki ikatan kekeluargaan, kesukuan dan kesamaan bahasa daerah dengam sebagian besar masyarakat ber ktp kota lubuklinggau yang sudah sejak lama beranak pinak dan bedomisili di Lubuklinggau dikarenakan sejarah kota Lubuklinggau yg dulunya menjadi ibukota kabupaten induk Musi Rawas sebelum pemekaran kota lubuklinggau dan kabupaten Muratara.

Kemajemukan kota Lubuklinggau sebagai kota transit dengan ikon kota tujuan usaha dan pendidikan menjadi daya tarik tersendiri untuk berinvestasi baik bagi kalangan birokrat pemburu kesempatan berkarir bahkan dari kalangan pengusaha yang berkepentingan akan kemudahan kemudahan investasi dan bisnis yang cukup menjanjikan apalagi setelah bandara silampari sudah ada beberapa maskapai penerbangan yang beroperasi sehingga jadwal penerbangan rutin setiap hari selalu ada, dan ini tentunya memberikan kemudahan bagi para calon calon investor dari luar daerah maupun pelaku bisnis lokal untuk berinteraksi di Ibukota DKI Jakarta dan Ibukota provinsi Sumatera Selatan dan daerah lainnya.

Pemetaan mulai dilakukan calon kandidat wako dan wawako baik calon kandidat yg menggunakan jalur independen ataupun dengan jalur parpol, hingga hari ini sudah bermunculan calon calon kandidat yang menyatakan siap untuk ikut pesta demokrasi pemilukada kota Lubuklinggau periode 2018-2022.

Incumbent yang sudah lebih dulu mendeklarasikan diri sebagai petahana yg akan berjuang mendapatkan kembali amanah masyarakat kota Lubuklinggau untuk melanjutkan visi misi dalam pembangunan kota Lubuklinggau di periode kedua dengan jargon Nansuko jilid 2 yang sebelumnya adalah pemenang pada pemilukada 2013-2018 akan  kembali maju dengan mengusung kekompakan wako dan wawako yaitu SN Prana Putra Sohe dan Sulaiman Kohar.

Tak mau ketinggalan berhembus juga angin yang menyebutkan ada beberapa calon kandidat yang pada pemilukada sebelumnya ikut pada pesta demokrasi pemilukada kota lubukinggau tahun 2013 namun belum beruntung dan akan mencoba peruntungannya pada pemilukada 2018 ini bahkan ada beberapa  wajah wajah baru yang akan ikut berkontestasi dengan mengusung tema perubahan dan lain sebagainya.

Pemilukada kota Lubuklinggau periode 2018-2022 yang akan dilangsungkan pada tahun 2018 yang akan datang saya pikir cukup ramai dan menyedot perhatian banyak pihak apalagi desas desus pertarungan kepentingan penguasa daerah tetangga dan pengusaha baik lokal maupun daerah tetangga yang kental akan kepentingan bisnis akan ikut menceburkan diri berjuang memenangkan kandidat yang mereka usung dan yang lebih menarik adalah kepentingan para pejabat birokrat yang tak terhindarkan akan berjuang demi kepentingan karir 5 tahun kedepan.

Pemilukada kota Lubuklinggau 2018 menurut saya akan menjadi pesta demokrasi lima tahunan yang memiliki daya sedot perhatian luar biasa dari  masyarakat sebab tiga daerah tetangga sudah lebih dulu melaksanakan pilkada yaitu kabupaten rejang lebong, kabupaten musi rawas dan kabupaten muratara dan terkhusus dua kepala daerah tetangga kota lubukklinggau yaitu kabupaten Musi Rawas dan Muratara adalah mantan mantan kandidat yang pernah mencoba peruntungan dipilkada sebelumnya dan kedua kepala daerah tersebut memiliki basis keluarga dan massa yang cukup signifikan mempengaruhi perolehan suara para bakal calon kandidat yang akan bertarung pada pilkada kota Lubuklinggau 2018.

Adu strategi dan kemampuan tim-sukses pasti menjadi hal yang lazim dalam setiap kontestasi pemilukada dimanapun diwilayah indonesia dan terkhusus di kota lubuklinggau, kekuatan finansial dan kekuatan mesin parpol, sukarelawan, tim keluarga dan timsukses akan menjadi penentu keberuntungan ataupun kebelum beruntungan calon kandidat yang akan bertarung pada pemilukada 2018 kedepan.
Pendaftaran  bakal calon kandidat wako dan wawako periode 2018 ini sudah dimulai oleh beberapa parpol seperti PDIP Kota Lubuklinggau yang sudah lebih dulu membuka penjaringan calon kandidat wako dan wawako yg akan diusung dan diprediksi bulan 7 (Juli-2017) nanti, pasca lebaran akan banyak parpol peserta pemilukada 2018 yang akan membuka penjaringan bakal kandidat calon wako dan wawako dengan mekanisme masing masing sesuai dari arahan pimpinan ditingkat parpol masing masing yang lebih tinggi baik di tingkat provinsi hingga di pusat atau dewan pengurus pusat (DPP).
Pilkada kota Lubuklinggau tidak menutup kemungkinan menjadi ajang kontestasi yang unik sebab besar kemungkinan gesekan gesekan antar pendukung kandidat bakal calon akan semakin tajam dengan beragam isu yang diusung sebagai bagian dari strategi mendongkrak popularitas dan elektabilitas kandidat wako – wawako.

Saya masih optimis berkaca dari pilkada pilkada sebelumnya bahwa isu SARA sulit untuk dihindari karena isu SARA( suku, ras dan agama ) masih menjadi modal dasar para kandidat untuk meraih dukungan dasar yang selanjutnya isu isu perubahan ataupun kesejahteraan akan terus menjadi prioritas sebagai bahan propanganda para kandidat wako-wawako untuk meraih simpati masyarakat dan tak ketinggalan isu money politik akan tetap mewarnai dan disinyalir sebagian besar masih menjadi alasan penentu seorang memberikan hak pilihnya pada kandidat tertentu walaupun tidak akan seratus persen karena pemilih pemilih rasional sudah cukup banyak prosentasenya walaupun  pemilih pemilih dengan pola transaksional baik dengan menggunakan metoda money politik ataupun kontrak kontrak politik akan tetap menjadi prosentase terbesar, ini prediksi yang belum diteliti secara khusus oleh penulis namun  sudah  menjadi rahasia umum.
Sebagai warga kota Lubuklinggau kita mencintai kota Lubuklinggau dan kecintaan kita akan keberagaman, kemajemukan dan persaudaraan yang selama ini sudah terjalin ditengah-tengah masyarakat yang berdomisili dikota lubuklinggau hendaknya tidak tercerai berai hanya karena beda pilihan kandidat wako dan wawako.

Mari kita jaga silaturahim diantara kita dalam menyambut pesta demokrasi 5 tahunan ini dengan perasaan riang gembira sebagai mekanisme yang sudah menjadi kesepakatan nasional dan tercantum dalam undang undang pilkada sebagai cara terbaik dalam menyeleksi pemimpin yang akan menakhodai pemerintah daerah kota Lubuklinggau periode 2018-2022. 

Salam persaudaraan sebagai anak bangsa indonesia dan masyarakat yang mencintai kota Lubuklinggau.(red)
*Penulis  

Nama : Raden Syahlendra,SE

Ketua fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPRD kota Lubuklinggau.

Comment