Wahai Sang Politisi Pemula Intelektual Progresif !,  Bagianmu Cuma Pujian Tanpa Jaminan

Opini, Politik1105 Views

Itu tu…ya itu.
Dunia politik itu lebih ambigu dari pasal KUHP dan KHUPerdata apalagi UU khusus tentang dia (UU Pemilu). Jadi bila komitmen usai Pilkada disclaimer ojo mewek yo…!!

Setidak-tidaknya bila dikau fokus ada bonus ilmu yang lebih mahal dari biaya Doctor atau Profesor produk lembaga pendidikan tinggi dinegara ini yang katanya overdosis. Sekolah biaya sendiri ibu ayah utang sana sini lalu bila mentereng wajib mengabdi pada negara hehehe. 

Mesti eh dibiayai negara agar bisa nagih jasa negara. Yo seperti katanya dgn sekolh gratis full movies bukan beda judul beda isinya. Hobi pencitraan dinegeri ini bukan belajar fokus mengimplementasikan program agar kepala daerah lebih tinggi statusnya ketimbang pengamat dan cendikiawan cendol dengan gelar panjang untuk dipasang di batu nisan kelak. Mereka yang penikmat candu sekolah, Tapi minim praktek menguji kebenaran tesis dan resume kesimpulan kompetensi gelarnya (skripsi, tesis dan sebagainya).

Jadi nanti diwaktunya ojo nesu-nesu ribut sesama timses atau kader partai beda dengan kita dalam sedekah pemilu pilkada. Ngak usah memaksa dan menjilat-jilat kandidat yang kita dukung dengan jumawa memastikan akan menang. Apalagi main isu menikam kompetitor (balon lain) melalui isu SARA dan kekerasan. Ojo le le… karena usai itu nanti kita isin malu ngajak sahabat dan teman serta tetangga ngupi di ronda dan warung. Usai sedekah nanti juga kau di masukan list untuk pemotong kue. Tapi kuenya kadang tidak sampe ke alamatmu, Wkwkwwkwk…

Loe Kenapa  begitu ya le..?? Karena kita mendukung bukan dengan menguji Balon dengan keyakinan visi misinya sebagai solusi masalah ekonomi neng omah dan tetanggamu juga orang-orang yang berteman di Facebookmu.

Mereka tak berubah masih penikmat warisan ORBA tanpa kreativitas tanpa tawaran metode mencerdaskan calon konstituen. Itu menegaskan  bahwa Tujuan menang menjadi pengatur pembagian kue. Bukan menjadi Pelayan dan murid rakyat yang bertekad mencari terobosan ilmu kenegaraan dan tata kelola daerah yang ideal dan menjadi solusi jitu atas semua rumus logaritma kesejahteraan rakyatnya. Dan megajari para doctor dan profesor bagaiman menjelaskan tesis mereka.

Jadi kembali keatas, nikmati peranmu bila dipercaya menjadi bagian dari sistem syarat pemenangan di negara gemuruh ini. Tidak ada jaminan tentang perubahan mendasar atas kekuatan ekonomi pribadi atau keluargamu. Karena karna politik di negara ini terang hanya pada line group lama mereka. Sebab sudah sejak 60 dekade Kue kenikmatan pada pola negara Borjuis ini hanya dibagi pada teman lama, klik politik aktif dan keluarga kandidat.

Sedang kau politisi pemula Intelektual Progresif, bagianmu cuma pujian tanpa jaminan. Karena itulah realita. Dari 10 pilkada yang kita menangkan sebagai tim inti atau kerennya Ring Satu.

Perlu ku ingatkan lagi. Kalian politisi pemula, intlektual dan cendikiawan progresif pada seni pemengan Pemilu ato pilkada dinegara ini Hanya diberi kesempatan membuktikan taktik dan tesismu untuk ilmu tata kelola peran masyarakat tanpa gelar tanpa ijazah dan  sertifikat. Yang seyogyanya implementasi ilmu politkmu dan analisa mu lebih mentereng dari pengamat politik dari gelar doktor atau profesor. 

Tak dibantahkan untuk ikut bertarung puluhan hingga ratusan Milyar biayanya. Cost untuk membuktikan metode yang kau pikir sekeras-kerasnya untuk mendorong balon mu berjaya dan sekedar seremonial pujian ala kadarnya di konsolidasi komunitas link politik mereka. Tak lebih cuma itu, kecuali kita memaksa culas menjadi bandit politik tulen.

Lalu Iye…kan…itu realitas ??? Karena itu  untuk kau politisi muda dan pemula plus intelektual dan cendikiawan progresif, kalian wajib Fokus dan perhatikan semua detail science politikmu, agar jadi murid sejarah yang membanggakan untuk ilmu termahal di Negara ini meski tanpa gelar.

Edwar Antoni, SH

Kader JAMAN 

pada konsentrasi Politik dan HAM
Ayooo…ngupi jamaners.

#Akupadamu

#Jamanjaya

#Jokowi2periode

Comment