Laporan Investigasi : Rudi Tanjung
*Dikerjakan Pada Anggaran 2014, Anggaran 2013 Dipertanyakan
Kabarkite.com-Lubuklinggau (27/8), Entah apa lagi kendala proyek pelebaran jalan simpang empat Bandara Silampari hingga ke ujung perbatasan Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musirawas (Mura) dikelurahan Lubuk Kupang itu, saat ini kondisinya sangat memperihatinkan dan terkesan dibiarkan terbengkalai dengan kondisi fisik sekitar kurang lebih baru 20 hingga 30 persen saja hingga saat ini telah dikerjakan Kontraktor pelaksana.
Padahal bila mana dilihat dari penganggaran dan nominal proyek multi years yang dianggarkan melalui APBD Kota Lubuklinggau itu, sejak tahun 2013 telah dianggarkan kemudian di tahun 2014 dianggarkan kembali dan bahkan akan tetap di anggarkan hingga tahun 2015 mendatang oleh pemerintah kota setempat. Total anggaran dari insfrastruktur pelebaran jalan itu sendiri secara keseluruhan tiga tahun anggaran mencapai 44 Milyar lebih atau tepatnya Rp.44.294.383.000,-
Dengan anggaran sebesar itu sewajarnya pula bila pekerjaan kontraktor pelaksana sesuai dengan harapan yang tentunya lebih mengutamakan kualitas, bukan sebaliknya malah hanya sekedar mengutamakan kuantitas saja faktanya dengan anggaran sebesar itu kini proyek pelebaran jalan tersebut kondisinya sudah terbengkalai dan pekerjaanpun terhenti hingga kini. Bahkan dampaknyapun dirasakan oleh masyarakat banyak sangatlah merugikan karena pelebaran jalan itu telah menghancurkan dan menimbun drainase yang sebelumnya telah ada, kini dampak terhentinya pembangunan drainase baru membuat pemukiman warga di sepanjang jalan dikala hujan harus menghadapi genangan air bahkan tak ayal air hujanpun masuk hingga kedalam rumah karena tidak adanya drainase sementara yang dibuat oleh pelaksana.
Tidak hanya itu sejak awal proyek Multi Years yang di kerjakan oleh “PT Alfa Amin Utama” tersebut pada awal tahun 2014 sudah terjadi kejanggalan yang sangat mencolok,seharusnya pelebaran jalan simpang bandara hingga ke Lubuk Kupang dikerjakan oleh rekanan pada tahun anggaran 2013. sebab di tahun itu Melalui APBD dana guna melaksanakan proyek dengan melibatkan Konsultan Pengawas dari “CV Lenea” itu telah tersedia,namun prihal apa yang menyebabkan pihak ketiga berani mengambil sikap untuk menunda pekerjaannya ditahun 2013 (Tahun Pertama) hal itu masih menjadi tanda tanya besar sebab hingga kini belum dijawab oleh pihak terkait baik itu Dinas PU atau pihak perusahaan pelaksana atas proyek tersebut.
Ditahun anggaran 2014 atau pada tahun anggaran kedua dibulan Februari pihak kontraktor memulai pelaksanaan pelebaran jalan itu, tetapi belum sampai hingga 31 desember akhir tahun kini pekerjaan tersebut ironisnya sudah terhenti dan terbengkalai begitu saja.
Atas sikon itu diduga proyek Multi Years Pelebaran jalan ini ada telah terjadi tindakan yang mengkangkangi aturan atas anggaran tahun 2013, sebab anggaran ditahun pertama itu berdasarkan informasi yang didapatkan team media online kabarkite.com alokasi dana pelebaran jalan ditahun 2013 berhasil terserap sekitar 20 persen. Dipergunakan untuk apakah dana tersebut ?.
Berdasarkan pantauan dilapangan hari ini (rabu/27/8) dari titik awal Simpang Bandara Silampari atau pelaksanaan pelebaran jalan tahap awal pengerukan badan jalan kemudian disusul dengan timbunan material dasar pengaspalan yang di lakukan pada awal tahun 2014 yang lalu, pemandangan penimbunan material agregat terlihat belum berubah tetap pada saat awal diratakan seadanya dan tidak rata bahkan ada beberapa titik bagian jalan material batu dibiarkan tertumpuk begitu saja, bahkan bukan pemandangan itu saja yang terlihat tetapi nyaris di sepanjang badan jalan tampak pemandangan genangan air tak mengalir hingga disepanjang jalan sultan mahmud badarudin bahkan nyaris sampai keperbatasan jalan jendral suharto tidak ada derainase sementara untuk air mengalir, namun pada lokasi kelurahan Lubuk kupang sudah ada sekitar kurang lebih mungkin 300 an meter drainase yang telah di kerjakan namun belum maksimal dan itu semua saat ini hanyalah pemandangan terbengkalai atau sebagai pembuktian semata bahwa jalan tersebut masih dalam tahap pembangunan oleh pemerintah kota Lubuklinggau.
Salah seorang Warga Kelurahan Simpang Periuk Parmin (45), Mengharapkan pengerjaan pelebaran jalan dengan pembuatan drainasenya dapat dikerjakan secepatnya, bahkan dirinya menginginkan kalau bisa pihak pekerja tahun 2014 ini dapat menyelesaikan pembangunan siring atau drainase terlebih dahulu,mengenai pengaspalan jalan bagi mereka dirampungkan tahun 2015pun tidak jadi masalah.
“Hal terpenting bagi kami masyarakat adalah dipercepatnya pembangunan siring atau drainase yang sebelumnya telah tertimbun oleh material koral dasar-dasar pengaspalan, selokan pembuangan sangat penting sebab mayoritas masyarakat yang tinggal disepanjang jalan simpang bandara hingga ke Lubuk Kupang pembuangan limbah rumah tangganya dibuang pada selokan yang tepat berada pada samping bagian jalan yang dilebarkan.
Tak ayal kini genangan air comberan dan genangan air dikala hujan turunpun menjadi pemandangan kurang sedap bagi masyarakat, ya cuma itu yang kami minta kepada pihak Pemkot agar dapat memprioritaskan pembangunan drainase terlebih dahulu ,” harap Parmin saat dibincangi awak Kabarkite.com.
Dilain pihak Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Lubuklinggau Nobel Nawawi di sambangi sekitar pukul 8:30 namun tak berada ditempat, kemudian untuk kedua kalinya sekitar 12:30 siang kantor PU kembali disambangi guna meminta pendapat serta upaya instansi tersebut menyikapi kondisi fisik pelebaran jalan yang terjadi dilapangan serta banyaknya keluhan masyarakat di lokasi proyek tersebut hingga saat berita ini diterbitkan sang klepala dinas belum berhasil ditemui Kabarkite.com.
Bahkan Dedi Purbaya selaku Kabid Bina Marga (BM) pada Dinas PU, juga tidak ada di ruangan kerjanya bahkan saat Kabarkite.com mencoba menghubungi ponsel Kabid BM tidak juga masuk kantor. stafnya yang berada di ruangan Kabid BM mengemukakan bahwa atasannya sedang rapat dan belum tentu masuk kantor.
“Pak Kabid dak katek, lagi ado rapat, dimano rapatnya kami dak tau pak,”ucapnya (red).