Seperti Di Palestina

by -559 Views
by

image

Foto : Tampak rumak Pak RT 02 yang retak akibat Blasting PTBA.

# Puluhan Rumah Retak dihantam Blasting#

Kabarkite.com-Tanjungenim (21/8), Sekitar 40 kepala keluarga (KK) lebih yang tinggal di Bedeng Obak dusun 01 RT 01, 02 desa Lingga Kecamatan Lawang Kidul Muaraenim menderita kerugian keretakan rumah akibat Blasting (peledakan dengan menggunakan Dinamit) oleh PT BA (persero) Tbk Tanjung Enim, bahkan deru kendaraan berat dan dentuman dinamit membuat  masyarakat trauma.

Demikian keluhan yang disampaikan oleh ketua RT 02 desa lingga kecamatan Lawang kidul Iskandar Karta.
Dikatakannya pada awal mula pemugaran kuburan yang berlokasi di Atas dapur dan Rumah Sakit lama, rencananya akan dibuat reklamasi penghijauan sehingga masyarakat atas dapur di relokasi di Perumahan Bara Lestari  Desa Keban Agung kecamatan Lawang kidul. Sejak pemugaran selesai
Pihak OTBA dan Subkontraktornya melakukan Blasting(peledakan) dibawah bulan November 2013 timbul masalah baru bagi warga sekitar khususnya kami yang tinggal bukan diwilayah IUP Tambang Bukit Asam merasa sangat dirugikan dengan adanya peledakan ini.

Atas kejadian ini kami telah mengusulkan kompensasi  pada tanggal 12 November 2013. Dan pada bulai Mei 2014 baru Tim Panitia Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL  dan Balitas PTBA turun kelapangan guna menindaklanjuti surat kami. Urai Iskandar.

Dan baru tanggal 1 Agustus 2014 lalu lanjut Iskandar, pihak PTBA memberikan kompensasi terhadap 10 unit rumah yang retak-retak akibat Blasting tersebut,  yang totalnya mencapai 5 juta lebih, namun sekarang ini timbul persoalan baru sebab hampir setiap hari sekitar pukul 12.00- 13.15  Pihak PTBA dan kontraktornya  melakukan Blasting dengan ukuran besar hingga mencapai 70 buah dinamit dalam satu kali peledakan, jadi rumah yang sudah diperbaiki kembali mengalami kerusakan yang kian parah, Imbuhnya.

Poniman warga (65)  setempat mengatakan bahwa rumahnya saat ini sudah ada yang retak dan genteng banyak yang ambrol.  Oleh pihak PTBA masyarakat disuruh buat proposal untuk pindah. lho  apa tidak terbalik. Sebab wilayah kami dari sejak dahulu sudah ditempati dan disini tanah adat lingge bukan milik PTBA, ujarnya
“Kalau kami baru memempati disini wajar. Masalah PTBA yang mendekati Pemukiman warga” jelasnya.

Sementara Kemas (34). Tukang Ojek warga setempat,  mengatakan saat ini Karang tinah sama seperti dengan Palestina sementara bedeng obak luluh lantah seperti jalur gaza.

“Dulu ujinyo (PTBA) mugar kuburan untuk penghijauan. Tapi nyatonyo ngambek arang.  Munafik galo PTBA ini. Pinter ngotaki  mano yang ujinyo  PTBA yang tumbuh berkembang bersama masyarakat dan hijau bersama lingkungan.  Mana.” ? Jelas Kemas.

“Sejak adanya rencana gejolak disini pihak PTBA dak galak lagi datang kesini pak.. Kami tegaskan bahwa kalu raso sabar la abis. Pacak be kami bakar alat-alat itu..

Asmen PKBL PTBA (Persero) Tanjung Enim Gito Prawoko saat dikonfirmasi via ponsel  bahwa pihaknya sudah memberikan kompensasi kepada 10 unit rumah masing masing 5 rumah di RT 01 dan 5 rumah di RT 02  berdasarkan usulan dari warga,  Pihaknya juga sudah melakukan upaya negosiasi kepada warga untuk merelokasi namun belum ada kesepakan jelas Gito

Namun terkait usulan kompensasi yang kedua sampai saat ini suratnya belum ada, kalaupun ada nanti tetap kita sampaikan ke Managemen  ujar gito.

Terkait dampak yang ditimbukan oleh Blasting kita hanya menggunakan sebanyak 10 lobang, tendasnya.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan (Sekper) PTBA Persero Tbk, Joko Pramono, saat dihubungi melalui telepon seluler pribadinya beberapa kali yang bersangkutan tidak mengangkat panggilan telepon. Meskipun nomor handphone Sekper PTBA dalam keadaan aktif.

Jika melihat dari kondisi yang ada. Wajar jika rumah penduduk banyak retak dan amblas. Karena jarak ledak dan getaran akan sangat terasa karena jarak peledakan dan rumah warga hanya beberapa ratus meter.(Jack)