Begini Caranya Orang Linggau Menikmati Kopi

Uncategorized255 Views

Kabarkite.com-Kuliner (9/3), MENIKMATI kopi merupakan bagian dari rutinitas hidup masyarakat Kota Lubuklinggau, Sumateraselatan yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki penduduk mencapai 206 ribu jiwa ini dengan rumah tangga miskin mencapai 16 ribu lebih kepala keluarga. Dengan mata pencarian sebagian besar sebagai pedagang dan petani dengan sebutan pintu gerbang investasi sebelah barat dan kota transit.

Kopi biasanya dikota ini disajikan pada pagi hari sebelum memulai aktivitas, kebanyakan mereka memilih kopi dusun alias kopi giling yang dijual dipasaran. Meski banyak kopi sasetan berbagai merk beredar mereka lebih memilih kopi dusun. Sehari mereka bisa menghabiskan 3 sampai 4 gelas kopi dengan ukuran 150 mililiter. Kopi itu selain disaji di pagi hari sebagai sebuah ritual sebelum mencari nafkah, juga saat mereka ngobrol suguhannya pun biasanya kopi.

Dan teriak khas “Tolong Kental-kental yo… jangan cak kopi kades (Lebih banyak air dan gula, ketimbang kopi-red)” menjadi kebiasaan bila ditawarkan kerabat untuk dibuatkan kopi. Dan dalam hal ini juga orang Lubuklinggau, yang memiliki marga asli Sindang Kelingi ini cukup cerewet dan teliti dalam memilih bahan serta racikannya.

” Kopi Dusun yang digiling tanpa campuran itu nikmati sekali, apalagi diaduk kental dengan 4 sendok kopi dan satu sendok gula diaduk dalam gelas dengan air hangat sebanyak 150-200 mililiter. Saya merasa tak nyaman jika menikmati kopi sasetan, terasa terlalu manis dan tidak membuat lengkap pagi saya, ” Jelas Ujang (34) warga kelurahan Lubuktanjung kecamatan Lubuklinggau Barat 1, saat ditanya bagaimana cara menikmati kopi.

Menurut Ujang, kopi merupakan identitas daerah yang menjadi ritual silaturahmi keluarga. Dan kopi selalu menjadi suguhan saat bertamu di rumah teman atau saudara. Bapak satu anak yang berprofesi sebagai pedagang di pasar Inpres ini juga memaparkan bagaimana cara membuat kopi ala dirinya, dia terbiasa membuat kopi dengan mendidikan air mengunakan api bukan air dispenser atau air hangat dari alat pemanas yang sering disediakan dirumah-rumah.

Dikatakanya, membuat kopi dengan air yang tidak mendidik di kompor tidak akan membuat citarasa kopi terasa nikmat, bahkan adukan kopi sering tak merata dan tidak larut. Hal ini mengurangi nikmatnya kopi.

Dia juga menjelaskan ada dua produsen kopi yang menjadi idaman para pengopi berat di Kota Lubuklinggau, yaitu Kopi Semendo kabupaten Muara Enim dan Kopi Curup Kabupaten Rajang Lebong provinsi Bengkulu. Kedua kopi dusun ini menurutnya memiliki cara pengilingan yang khas rasanya, selain kental bila diaduk juga tidak dicampur dengan jagung atau tambahan lain. Sehingga jika kita pengopi pemula bisa berefek sulit tidur dan tentunya akan bugar.

Namun ia menyayangkan saat ini tak banyak yang faham lagi cara membuat kopi ala Lubuklinggau, tradisi ini sudah mulai hilang. Budaya lokal yang disepelekan, membuat banyak generasi tak faham cara menyuguhkan kopi dipagi hari dan pemuja penikmat kopi, yang dipercaya mereka sebagai ramuan khas daerah untuk memperlancar peredaran darah, anti ngantuk dan obat step bagi anak kecil. (Saman)

Comment