Curah Hujan Tinggi,Produksi Karet Anjlok

Uncategorized523 Views

Kabarkite.com-Musirawas(21/11), MEMASUKI musim penghujan para petani karet kabupaten Musirawas, Sumateraselatan bersiap-siap bakal merugi karena anjloknya jumlah getah karet yang mereka dapatkan dari menyadap disebabkan oleh faktor cuaca ini. Selain itu buruknya kualitas hasil karet yang disebabkan oleh tak sempurnanya proses pengolahan juga menjadi salah satu penyebab murahnya harga karet mereka.

Menurut Muhammad Lubis (45), petani karet desa Banpres 73 kecamatan Sukakarya mengatakan bahwa saat ini produksi karet di daerahnya sedikit menurun biasanya produksi karet peremajaan yang ia sadap sehari dari 20 hektare bisa mencapai 7 hingga 8 keping perhari dengan berat rata-rat 85 kilogram. Karene musim penghujan jumlah hasil sadapnya mengalami penurunan mencapai5-7 keping saja dengan berat rata-rat 50 kilogram perkepingnya setiap hari.

” Harga karet sat ini mengalami penurunan, biasnya untuk harga karet harian perkilonya Rp. 11.000,-, sekarang turun menjadi Rp.10.500,- sedangkan untuk harga karet bulanan harganya cukup stabil saat ini mencapai Rp. 12.000,-. Penurunan produksi hasil sadapan karet di sini disebabkan oleh musim penghujan, sehingga untuk memupuk dan menyadap sulit dilakukan, ” Jelasnya rabu pagi.

Selain itu Taufik warga kecamatan Purwodadi mengungkapkan,disaat musim pengujan memang produksi karet mengalami penurunan mencapai 30 persen hingga 35 persen dari jumlah getah karet yang didapatkan, biasanya 3 keping sehari untuk lahan seluas 1 hektar sekarang hanya turun mencapai 2 keping dengan berat rata-rata 40 hingga 50 kilogram. Selain faktor alam faktor, hal yang sering terjadi kala musim penghujan terjadi faktor-faktor lain yang membuat mereka merugi, seperti pencurian getah menjadikan produksi karetnya semakin menurun.

” Sudah dapat dipastikan merugi mas kalau hujan terus, karena  getah karet bisa tumpah kemana-mana kena percikan hujan dan getahnya juga sulit didapat untuk mendapatkan kualitas yang baik, selain bercampur air saat pengumpulannya, juga kehilangan getah akibat liocinyanya medan. pertanian karet yang sudah saya jalani selama enam tahun terakhir masih menggunakan perlengkapan yang masih sangat sederhana dengan menampungnya dengan batok Kelapa, jadi kalau hujan sulit bagi kita untuk memaksimalkan hasil produksi, ” Keluhnya.

Ditambahnya, akibat masih labilnya harga karet bukan peremajaan pada tingkat pengumpul membuat dirinya seringkali harus mengalami kerugian. jika sekarang dikisaran Rp. 10.000, -, beberapa waktu lalu sempat mengalami keanjlokan harga Karet disaat-saat musim penghujan seperti ini, tahun lalu pernah menyentuh harga Rp.8.000,-perkilogram. Ia menyampaikan dirinya juga mengaku sangat bergantung pada harga karet. Namun perubahan harga karet terus menerus membuatnya harus menunggu harga tinggi untuk dapat menjualnya kepada pengumpul. Tidak stabilnya  harga karet yang terjadi enam bulan terakhir sangat memberatkan dirinya dan para petani lain yang sangat menggantungkan kehidupan keluarga dari hasil bertani karet.(RuTan/Edosaman)

Comment