Kerupuk Ikan Usaha Bersama

Uncategorized462 Views

image

Foto : Aktivitas pabrik Kerupuk Ikan USB Tanjungenim, Kamis (28/11).

#Dari 2 Kg Hingga 2 Karung Sagu.

Kabarkite.com-Muaraenim (28/11), Disebuah rumah sederhana yang terletak di jalan Al Ihsan RT 01 RW 07 Saringan selatan Kelurahan Pasar Tanjungenim Kabupaten Muaraenim, terdapap satu usaha yang setiap harinya selalu ramai dengan celotehan para ibu-ibu, yang sesekali terdengar suara minyak goreng yang sangat panas mendesar setelah dimasukan sesuatu.

Ada sekitar dua boks kerupuk ikan  ukuran kecil yang sudah dikeringkan yang siap dipanasi dan digoreng dalam suatu wajan besar yang didalamnya sudah menunggu minyak goreng sebanyak hampir 6 kg.

Dua boks seberat 60 kg berisi kerupuk hasil produksi home industri ini harus selesai  digoreng karena harus dipasarkan dan diisi disetiap warung dan pesanan lainnya.

Mana yang lainnya, cepat bungkus celoteh Albania (32) ibu satu anak ini memerintahkan sekitar 5 karyawan perempuan untuk segera membungkus kerupuk Ikan yang telah digoreng.

Menurut Albania didampingi suami tercintanya Sabran menuturkan bahwa usaha kerupuk ikan USB atau dikenal dengan Usaha Bersama ini merupakan buah karya kakak nya yaitu A Sani dan Yuhana sejak 1998 lalu, semangat membuat kerupuk ini karena saat krisis moneter ada beberapa bahan utama kerupuk yaitu ikan krismon dan sarden dianggap tidak ada harganya dibanding ikan jenis lainnya.

Bermodalkan 2 kg sagu, 2 kg Ikan, tepung beras dan bumbu lainnya maka kami mencoba membuat kerupuk dengan ukuran besar (selebar piring) dengan harga Rp 1000/buah jika beli di warung dan toko-toko.  Sementara kami mengemasnya dengan ukuran kecil berisi 10 buah kerupuk yang kami bandrol dengan harga Rp 8000, 

Sepeninggalan kakak saya. Yaitu A sani dan Yuhana (karena kecelakaan) yang  meninggalkan dua orang anak yang masih kecil, maka usaha ini kami tekatkan agar terus berjalan jelas Alba.

Alhasil Tuhan memberikan kami kekuatan dan kesehatan sehingga usaha ini terus berjalan, dan seiring meningkatnya harga bahan pokok kerupuk maka kami mengubah standar kerupuk yang semula berisi 10 buah dalam tiap kemasan maka kami jadikan 24 buah dalam satu kemasan,

Sebelum proses pemasaran melalui titipan di warung dan toko, kami menjajakan sendiri produk ini dengan menggunakan gerobak dorong dengan ukuran 1×5 meter yang di isi dengan kerupuk siap jual dengan harga Rp 8000,- hingga sekarang terang Alba. 

Sejak mendapat BLM dari P2KP PNPM Mandiri bidang program PPMK atau Peningkatan Penghidupan berbasis Komunitas yang ada di Kecamatan Lawang Kidul dibawah Dinas PU Cipta Karya  Muaraenim, Usaha kami sudah bertambah maju dalam arti kami bisa mengantisipasi  pengeluran dana yang akan dibelikan berbagai bahan baku pembuatan  kerupuk.

Dikatakan Alba bahwa Cadangan dana untuk stock bahan sangat diperlukan terlebih saat ini memasuki musim hujan sehingga kita tidak bisa menjemur produk kita. Sebab sekarang dalam per harinya  kami bisa membuat kerupuk dengan menggunakan bahan sagu sebanyak 2 karung, Tepung berar 30 kg, Ikan 10 kg, minyak goreng 60 kg.

Proses  penggorengan  dilakukan setiap dua hari sekali maka menghasilkan kemasan sebanyak 450 bh dengan jumlah tenaga pembuat sebanyak 10 orang.

Dan hasil ini hanya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ada di sekitar Tanjungenim kecamatan Lawang kidul.

Keinginan untuk mengembangkan usaha ini akan terus ada dengan cakupan. Wilayah sebaran hasil penjualan  hingga ke kabupaten Muaraenim

Berkat adanya bantuan P2KP PNPM Mandiri. Semoga usaha kami dapat lebih maju dan mampu menjadi andalan produk Home Industri di kelurahan pasar Tanjungenim kecamatan Lawang Kidul.  Sekali lagi semoga program ini akan terus bergulir dan kian bermanfaat bagi usaha sejenisnya  ujar Alba.  (Jaz)

Comment