Puluhan Mahasiswa Demo Rumah Sakit Dr Sobirin

Uncategorized369 Views

image

Foto : Aksi Mahasiswa di depan Rs Sobirin,Selasa (10/6)

#Terkait dengan pengusiran Pasien, dan Perawat Malas

Kabarkite.com – Lubuklinggau (10/6), Sedikitnya 50 mahasiswa se Kota Lubuklinggau yang tergabung dalam aliansi penduli masyarakat miskin, melakukan aksi ke rumah sakit Dr. Sobirin dan DPRD untuk mendesak direktur rumah sakit untuk berenti dan membertangung jawab atas pengusiran terhadap pasien.

Aksi yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB dengan rute, Rumah Sakit Sobirin Musi Rawas dan dilanjutkan dengan mengadakan aksi kantor DPRD Musi Rawas.

Hal itu ditegaskan Elpan Black Koordinator Lapangan menjelaskan bahwa aksi yang dilakukan pihaknya ini adalah menindak lanjuti laporan seorang pasien bernama Neli (40) warga Desa Pauh Kecamatan Bts Ulu Cecar yang mengaku bahwa dirinya diusir oleh pihak rumah sakit karena menggunakan kartu jamkes.

“Tuntutan kita  ada empat yakni meminta kejelasan atas pengusiran pasien atas nama neli, mendesak dewan dan pemerintah untuk menfasilitasi pasien yang diusir, mendesak komisi satu memanggil direktur rumah sakit sobirin dan mendesak pemerintah menformasi pelayanan kesehatan yang ada dilingkungan musirawas,”tegasnya.

Selain empat pokok tersebut yang pihaknya tuntun juga meminta agar undang-undang rumah sakit harus mempermudah pemintaan pasien atas darah ke UDD PMI dan UUD PMI harus dilakukan oleh pihak PMI bukan pihak rumah sakit.

“Kalau selama ini transfusi darah dilaksanakan oleh UDD Rumah Sakit Sobirin Musi Rawas, tetapi menurut aturan yang benar adalah dilaksanakan oleh UTD dan UUD PMI,”jelasnya.

Tapi yang paling penting adalah tuntuntan yang dilakukan oleh pihaknya yakni menuntut tuntas dan meminta pertangung jawaban atas perbuatan pihak rumah sakit yang mengusir dan menggan melayani pasien miskin dirumah sakit sobirin beberapa waktu yang lalu.

Sementara Kepala RSUD dr Sobirin, dr Harun mengatakan berselang satu hari pegawainya dikorankan karena tidak mau melayani pasien, dirinya langsung berkoordinasi dengan komite perawat untuk membahas masalah ini.

“Kami tidak pernah mengusir pasien, tetapi pihak RSUD dr Sobirin merujuk pasien batu ginjal bernama Nilli untuk dirujuk ke Palembang.  Karena penyakit tersebut harus dioperasi, sementara RSUD dr Sobirin belum memiliki alat,” jelasnya.

Tidak sampai disitu, dr Harun juga menambahkan kalau diagnosa awal pasien tersebut kena usus buntu tetapi  ada infeksi kronis dibuktikan dengan jumlah leukosit sehingga harus dilakukan perawatan terlebih dahulu.

“Apa yang kami lakukan sudah sesuai prosedur, kami sudah merujuknya ke Palembang,  dan  keluarga menolak,” tambahnya.

Disinggung masalah perawat yang tidur  dan tidak mau melayani pasien, dr Harun tidak menjelaskan secara gamblang.  Pasalnya ia berpendapat kalau pihak RS punya list untuk mengecek pasien setiap jamnya.

“Tidak mungkin semua perawat tidur, pasti ada yang sedang bertugas  karena tiap jam kami  punya jadwal list cek, memang pemberitaan dimedia ditunjukkan dengan foto perawat yang tidur, tetapi saya tidak tau mereka tidurnya jam berapa.  Kalau kita dipersalahkanƔYa sudah,” jelasnya.

Kendati begitu dr Harun berjanji, selaku rumah sakit rujukan, dirinya akan melakukan pembenahan  dan dirinya siap  diundang  dan memberi penjelasan kepada anggota DPRD Kabupaten Mura.

“Saya siap hadir di DPRD Kabupaten Mura guna memberikan penjelasan  dan membuktikan hasil diagnosis.  Tetapi agar masalahnya jelas kami juga meminta keluarga pasien juga dihadirkan,” pungkasnya.

Sementara itu terpisah Ruslan anggota Dewan Musi Rawas mengatakan Ketua Komisi III, membawahi langsung direktur rumah sakit sobirin Musi Rawas.

DPR tidak bisa menerima secara pihak dan pihaknya akan mengkolaborasikan serta memanggil direktur rumah sakit, dan menyurat selurunya bem, dan organisasi lain.

“Hari ini tidak akan dilakukan pemanggilan karena suasana masih dalam keadaan memanasa artinya menunggu waktu yang tepat,”jelasnya.

Semua instansi akan dilakukan pemanggilan BKD dan Dinas Kesehatan direktur juga dan tidak memiliki kreatibilitas siap memeberikan rekomendasi pemecatan tetapi harus berdasarkan konsen.

“Yang terbaik adalah mencari solusi serta mencari hal-hal yang memang dapat menjadi solusi inti sehingga tidak ada keselih pahaman dan memang benar-benar yang salah menjadi salah dan yang benar menjadi benar,” katanya.

Oleh sebab itu pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil semua yang terlibat, mulai dari direktur hingga ke dinas terkait sehingga mendapatkan solusi yang baik.

“Nah dari hasil itulah nanti jika memang yang dilakukan oleh pihak rumah sakit itu salah maka saya yang akan melakukan rekomendasi pemecatan terhadap direktur tersebut yang diduga salah,”Tegasnya.(Jonif)

Comment