6 Tahun Menahan Tumor, Yulia Butuh Bantuan

Uncategorized347 Views

Kabarkite.com-Banyuasin (5/1),MALANG nian nasib Yulia Citra (15) warga Bangun Rejo Rt 10 Rw 03 Lingkungan II Kelurahan Betung Kecamatan Betung Kabupaten Banyuasin Sumateraselatan, kini dia tidak dapat lagi melanjutkan sekolahnya karena harus menahan penderitaan pembengkakan pada matanya yang kian membesar selama lebih dari 6 tahun. Citra mengalami pembengkakan pada matanya berawal dari kelilipan.

Berdasarkan penuturan citra dan kedua orang tuangya, penyakit yang dialami bocak 15 tahun ini berawal dari sakitnya mata Citra akibat kemasukan benda atau bahasa daerahnya kelilipan, saat ia tidur. Lalu begitu dia terbangun dari tidur keesokan harinya, dia merasakan matanya jadi merah dan terasa sakit, ketika itu dia masih duduk dibangku kelas 3 SD dan berumur 9 tahun. Nah, sejak saat itulah matanya selalu terasa sakit, sehingga dia merasakan matanya semakin hari makin membesar, dan oleh orang tuanya citra pun dibawah kerumah sakit umum Palembang untuk diperiksa, dari situlah diketahui jika penyakit yang ada pada mata Yulia Citra (15) tersebut adalah tumor jinak.

“Awalnya saya hanya kelilipan, namun begitu saya bangun pagi keesokan harinya, mata saya terasa sakit, hingga menjadi semakin membesar seperti ini, dan terasa sakit serta mengeluarkan air mata jika terkena sinar matahari,” terang Yulia Citra sambil menahan sakit pada matanya,(4/1).

Yulia Citra yang merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara ini masih berkeinginan untuk melanjutkan sekolahnya, namun kondisinya
sudah sangat tidak memungkinkan, dan bahkan untuk keluar rumah saja dia sudah kesulitan, sebab matanmya terasa sakit dan panas jika
terkena sinar matahari.

Alpian (45) Orang Tua Dari Yulia Citra menuturkan jika dia bersama istrinya Mardia (40) sudah berusaha dengan berbagai macam cara untuk mengobati sakit yang ada pada mata sebela kanan Yulia Citra tersebut, namun hasilnya belum juga maksimal.

“Awalnya saya berusaha berobat ke dukun-dukun kampung, waktu itu umur Citra baru berumur 9 tahun, namun setelah berobat  esana-kemari, akhirnya saya putuskan untuk berobat ke dokter di Palembang, dari keterangan dokter itulah diketahui ternyata penyakit yang ada pada mata Citra adalah tumor jinak,” terang Alpian.

Ditambahkan Alpian jika Yulia Citra sudah 3 kali berobat ke rumah sakit di Palembang, dan bahkan sudah perna di operasi, namun semenjak Yulia Citra terjatu ketika akan mandi 5 bulan yang lalu, kondisi matanya semakin membengkak, dan bahkan sudah mulai tidak berpungsi lagi untuk melihat.

“Memang sempat di operasi satu kali, dan setelah itu dia melanjutkan sekolahnya hingga kelas lima SD, namun dikarenakan kondisi matanya semakin sakit, terutama jika terkenah matahari, akhirnya Citra tidak lagi melanjutkan sekolahnya, dan semenjak terjatu lima bulan yang lalu, kondisi matanya semakin membengkak, hingga menjadi seperti sekarang,” bebernya.

Juga ditambahkan Mardia (40) ibu dari Yulia Citra, jika hartanya sudah habis untuk membiayai pengobatan anaknya, dan sekarang dia
terpaksa hidup dengan tinggal di kontrakan, sementara suaminya hanya bekerja sebagai buruh tani yang berpenghasilan minim.

“Kami berharap pemerintah ada kepedulian dengan kondisi anak saya ini, sebab kami sudah tidak mampu lagi untuk mengobatinya, harta kami sudah habis untuk biaya pengobatannya, untuk makan saja kami sekarang susah, jadi kami berharap banyak kepada pemerintah untuk membantu kesulitan kami ini,” harap Mardia sambil meneteskan airmata.

Saat ditanya apakah sudah mendapatkan pelayanan Berobat gratis yang dicanangkan oleh Gubernur, orang tua Yulia mengatakan bahwa hingga saat ini, usaha yang ia lakukan untuk mendapatkan fasilitas berobat Gratis tak pernah berhasil. Sehingga ia pasrah mengunakan uang pribadi dengan jual harta benda. Ia berharap dengan adanya pemberitaan ini, Gubernur Sumateraselatan, Alex Noerdin maupun pemerintahan Kabupaten Banyuasin serta mereka yang peduli dapat membantu meringankan penderitaan anaknya, yang masih mengharapkan ada masa depan yang gemilang dan melanjutkan sekolah serta mimpi-mimpinya. (Kadi)

Comment