Olimpiade Tanpa Lagu Indonesia Raya

Uncategorized420 Views
JAKARTA, kabarkite : POSISI finis ke-84 yang diraih Triyaningsih jadi akhir keikutsertaan Indonesia di Olimpiade 2012. Berbeda dengan lima episode sebelumnya, kali ini lagu Indonesia Raya tidak berkumandang di event olahraga terbesar itu.

Berlaga di nomor marathon putri, Triyaningsih tak mampu berbuat banyak di antara pelari jauh yang datang dari seluruh dunia. Catatan waktunya yang dua jam, 41,15 detik menempatkan dia di posisi 84.

Menjadi atlet yang terakhir bertanding, Triyaningsih pun menutup seluruh perjalanan Indonesia di Olimpiade London 2012.

Hasil yang didapat kontingen ‘Merah-Putih’ jauh dari memuaskan, pencinta olahraga tanah air dibuat kecewa karena yang bisa dibawa pulang hanya satu perak dan sebiji perunggu. Tak ada medali emas, tak terdengar lagu Indonesia Raya berkumandang — sebagai sebuah seremoni perayaan buat siapapun atlet Indonesia yang menjadi juara.

Dua medali yang akhirnya masuk dalam kantung kontingen Indonesia datang dari angkat besi. Eko Yuli Irawan lebih dulu memberi senyum buat rakyat Indonesia saat dia duduk di posisi tiga nomor 62 kg, dan sehari kemudian Triyatno berhasil memenangi persaingan ketat untuk bisa merebut perak di kelas 69 kg.

Tanpa medali emas adalah raihan terburuk Indonesia di Olimpiade dalam 20 tahun terakhir. Tepat 20 tahun lalu, di Barcelona 1992, Susi Susanti dan Alan Budikusuma untuk kali pertama membuat bendera merah putih berkibar di ajang Olimpiade dan lagu Indonesia Raya terdengar setelah memenangi nomor tunggal putra dan putri. Dari situ, sebuah tradisi emas Olimpiade mulai terbangun.

Masing-masing melalui Rexy Mainaky/Ricky Subagja (1996), Tony Gunawan/Candra Wijaya (2000), Taufik Hidayat (2004) dan Hendra Setiawan/Markis Kido (2008), Indonesia selalu bisa meraih emas. Semua berakhir tahun ini, di Olimpiade 2012, di mana bahkan tak satupun pebulutangkis Indonesia menembus babak final.

Pasangan Tontowi Ahmad/Liliyanan Natsir yang jadi andalan utama meraih emas terhenti di semifinal. Duo Mohammad Ahsan/Bona Septano gugur di perempatfinal, sementara Taufik Hidayat dan Simon Santoso yang berjuang di nomor tunggal sudah out sejak babak 16 besar.

Serangkaian kegagalan tersebut kemudian diperburuk dengan sebuah kejadian yang berbuntut didiskualifikasinya pasangan ganda putri Indonesia. Saat cabang bulutangkis Olimpiade akhirnya tuntas digelar pada Minggu (5/8/2012) kemarin, Indonesia tidak dapat satupun medali, kalah oleh India dan Malaysia, terlebih China yang menyapu bersih emas.

Dengan cabang olahraga lain belum bisa diandalkan mengantar atletnya jadi juara, ketidakmampuan bulutangkis meraih emas membuat Indonesia harus puasa medali emas di tahun 2012 ini. Semoga puasa yang tak berlangsung lama….

Kiprah Atlet Indonesia di Olimpiade 2012

PANAHAN
Ika Yuliana Rochmawati — Babak perempatfinal individual putri

ANGGAR
Diah Permatasari — Babak 32 besar nomor Sabre putri

ANGKAT BESI
Jadi Setiadi — Peringkat lima angkat besi kelas 56 kg putra
Eko Yuli Irawan — Perunggu angkat besi kelas 62 kg putra
Triyatno —- Perak angkat besi 69 kg putra
Muhammad Hasbi — Peringkat 7 angkat besi kelas 62 kg
Deni — Peringkat 12 kelas 69 kg putra
Citra Febrianti — Peringkat empat kelas 53 kg putri

RENANG
I Gede Sudartawa — Peringkat tujuh babak kualifikasi gaya punggung 100 meter putra

ATLETIK
Fernando Lumain — Peringkat 8 babak 1, nomor 100 meter putra

MENEMBAK
Diaz Kusumawardani — Peringkat 55 nomor 10 meter air rifle putri

JUDO
Putu Wiradamungga — Babak 32 besar kelas di bawah 81 kg putra

BULUTANGKIS
Taufik Hidayat —- Babak 16 besar tunggal putra
Simon Santoso —- Babak 16 besar tunggal putra
Tontowi Ahmad/Liliyanan Natsir —- Peringkat empat ganda campuran
Mohammad Ahsan/Bona Septano — Perempatfinal ganda putra
Adriyanti Firdasari — Babak 16 besar tungga putri
Meiliana Jauhari/Greysia Polii — Diskualifikasi (detik sport)

Comment